Pengaruh protein sel tunggal pruteen sebagai pengganti bungkil kedele dalam ransum ayam petelur umur 40 - 52 minggu terhadap haugh unit, bobot telur, tebal kerabang dan warna kuning telur
View/ Open
Date
1989Author
Kahartono, R.
H. R. Anggorodi
Amrullah, Ibnu Katsir
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian dilakukan di Laboratorium Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Ins- titut Pertanian Bogor, selama tiga belas minggu mulai tanggal 29 Januari 1987 sampai dengan tanggal 28 April 1987, bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan protein sel tunggal Pruteen sebagai pengganti bungkil kedele dalam ransum ayam petelur terhadap Haugh Unit, bobot telur, tebal kerabang dan warna kuning telur.
Dua ratus empat puluh ekor ayam petelur umur 40 minggu diberikan enam macam ransum perlakuan pemberian Pruteen pada berbagai taraf yaitu R, sebagai ransum kontrol (0% Pruteen), R, (3% Pruteen), R3 (6% Pru- teen), RA (9% Pruteen), R (12% Pruteen) dan R (15 5 6. % Pruteen). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam macam perlakuan dan empat ula- ngan. Untuk mempelajari pengaruh perlakuan terhadap parameter menggunakan sidik ragam, sedangkan untuk mempelajari pengaruh antar perlakuan menggunakan Uji Jarak Duncan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan bobot telur perlakuan satu sampai dengan enam berturut-turut adalah 58.47 gr, 58.69 gr, 59.16 gr, 58.09 gr, 56.57 gr, dan 56.66 gr per butir. Rataan tebal kerabang te lur perlakuan satu sampai dengan enam berturut-turut 0.3286 mm, 0.3086 mm, 0.3191 mm, 0.3191 mm, 0.2873 mm dan 0.2984 mm. Rataan nilai warna kuning telur per lakuan satu sampai dengan enam berturut-turut adalah 8.6, 8.0, 8.0, 8.0, 8.1 dan 8.2. Rataan nilai Haugh Unit telur perlakuan satu sampai dengan enam adalah 79.68, 87.12, 86.67, 86.76, 88.32 dan 89.18. -
Perlakuan pemberian Pruteen pada berbagai berpengaruh tidak nyata terhadap bobot telur. taraf Bobot telur cenderung meningkat dengan meningkatnya pemberi an Pruteen sampai 9 persen, kemudian cenderung menurun dengan meningkatnya pemberian Pruteen sampai 15 persen, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.
Perlakuan pemberian Pruteen pada berbagai taraf berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap tebal kerabang telur. Tebal kerabang telur perlakuan R5 dan R6 nyata (P<0.05) tehadap R1, R3, R4…dst