Show simple item record

dc.contributor.advisorDaulay, Djundjung
dc.contributor.authorJulyastuti, Dwi Riani
dc.date.accessioned2024-03-25T02:34:52Z
dc.date.available2024-03-25T02:34:52Z
dc.date.issued1992
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143165
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari aktifitas antimikroba dari campuran rempah-rempah (bumbu) yang digunakan dalam pembuatan rawon segar terhadap tiga jenis bakteri enteropatogenik yang sering mengkontaminasi makanan, yaitu Escherichia coli, Salmonella typhimurium, dan Vibrio cholerae. Selain melihat pengaruh daya anti- mikroba dalam bumbu rawon segar, juga dipelajari pengaruhnya jika bumbu rawon segar tersebut disterilisasi, dipanaskan pada suhu dan waktu tertentu, serta pengaruhnya bila bumbu tersebut disimpan pada suhu rendah selama waktu tertentu terhadap aktifitas antimikrobanya. Pengamatan viabilitas sel bakteri akibat penambahan bumbu rawon (segar, disimpan pada suhu rendah, sterilisasi, pemanasan pada suhu 80, 90, atau 100°C) dilakukan di dalam medium Nutrient Broth yang mengandung bumbu dengan konsentrasi 0.0, 2.5, 5.0, 7.5, atau 10.0 persen bumbu (w/v) V. 0.5, 0, untuk E. coli, dan S. typhimurium, sedangkan untuk cholerae konsentrasi bumbu yang digunakan adalah 0.0, 1.0, 1.5, atau 2.0 persen (w/v) dengan waktu kontak 24, 48, dan 72 jam. Viabilitas sel bakteri juga diamati terhadap bumbu yang telah disimpan pada suhu rendah selama 0, 1, 2, 3, dan 4 minggu. aktifitas Untuk mengamati antimikroba dari bumbu rawon segar dan sterilisasi inkubasi dilakukan pada suhu ruang dan suhu refrigerator, sedangkan untuk perlakuan penyimpanan pemanasan inkubasi dilakukan pada suhu ruang. dan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bumbu rawon segar lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dibandingkan bumbu rawon yang telah diberi perlakuan pemanasan. Semakin tinggi suhu pemanasan dan semakin lama waktu pemanasan aktifitas antimikroba bumbu rawon semakin berkurang, sedangkan pada perlakuan sterilisasi, bumbu rawon sudah tidak bersifat menghambat bahkan menstimulir pertumbuhan bakteri. Selama penyimpanan sampai dengan minggu ke-2, aktifi- tas antimikroba bumbu rawon semakin menurun, tetapi sete- lah penyimpanan lebih dari 2 minggu sampai penyimpanan minggu ke-4, aktifitas antimikroba bumbu rawon semakin meningkat sejalan dengan lamanya pemanasan. Dari ketiga jenis bakteri yang diuji, V. cholerae merupakan bakteri yang paling sensitif terhadap zat anti-mikroba bumbu rawon, sedangkan bakteri yang paling tahan adalah E. coli.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcDaya antimikroba bumbu rawon terhadap pertumbuhan beberapa bakteri enteropatogenikid
dc.titleDaya antimikroba bumbu rawon terhadap pertumbuhan beberapa bakteri enteropatogenikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record