Pengaruh Lama Waktu Kejutan Suhu terhadap Tingkat Keberhasilan Ginogenesis pada Ikan Sumatra (Puntius tetrazona, Bleeker)"
Abstract
Ikan sumatra (Puntius tefrazona, Bleeker) memiliki warna dasar kuning dcngan garis bclang hitam secara vertikal. Ikan sumatra mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keturunan dalam waktu yang singkat dan proses budidayanya relatif mudah. Ikan sumatra juga dapat digunakan sebagai komoditas ikan hias, karena memiliki warna menarik (cerah) dan sangat aktif pergerakannya sehingga terlihat lincah (semi-agresif) juga mempunyai ukuran yang relatif kecil, dengan demikian ikan sumatra dapat dijadikan sasaran sebagai hewan percobaan dalam bidang perikanan. Sebagai hewan percobaan diperluk& individu dengan tingkat keseragaman tinggi (populasi homozigot). Teknik yang digunakan adalah teknik ginogcncsis yang mcrupakan cara untuk menghasilkan individu dengan tingkat homozigot yang tinggi dalam waktu yang lebih singkat yaitu hmya dalam dua generasi ginogenesis saja. Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui lama waktu kejutan suhu yang efektif tcrhadap tingkat keberhasilan ginogenesis pada ikan sumatra (Puntius fefrazona, Bleeker) dalam menghasilkan G2N-meiotik (meiogen) pada suhu 40 "C. Percobaan dilaksanakan di Kolam Babakan, Sawah Baru dan di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Periltanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, mulai dari Vulan Januari sampai bulan Juli 2004. Percobaan dilakukan sebanyak lima kali ulangan. Induk yang digunakan adalah induk jantan dan induk betina dari ikan sumatra, juga ikan tawes jantan yang telah matang gonad. Percobaan ini menggunakan perlakuan kontrol dan lama waktu kejutan suhu. Perlakuan kontrol ada tiga macam yaitu kontrol normal (K2N) dengan cara telur ikan sumatra dibuahi dengan sperrna dari ikan sumatra, kontrol hibrid (K2II) dengan cara mencampurkan telur ikan sumatra dengan sperma dari ikan tawes tanpa perlakuan penyinaran UV maupun kejutan panas dan kontrol UV (KUV) dengan mencanlpurkan telur ikan sumatra dengan sperma ikan tawes yang telah diradiasi sinar UV dcngan empat buah lampu UV 15 Watt dan jamk penyinaran 15 cm selama 1,5 menit kemudian campura? keduanya tidak dikejutkan dengan kejutan panas. Untuk pcrlakuan ginogenesis (G2N) dilakukan sama dengan prosedur pembuatan kontrol UV, hanya saja diikuti dengan pemberian kejutan suhu yaitu 40 OC dengan lama kejutan 1 menit, 1,5 menit, 2 menit, 2,s menit dan 3 menit, setelah 1 menit terjadinya pembuahan. Parameter-parameter yang diamati adalah derajat pembuahan (FR), kelangsungan hidup embrio (SK)), derajat penetasan (HR), kelangsungan hidup larva (SRI) pada w u r 4 hari dan 28 hari (benih) yang me~pFLk?In tingkzt keberhasilan ginogenesis (G2N) dengan suhu inkubasi 27-28 OC. I-Iasil pengamatan dari lima percobaan ginogenesis pada perlakuan kontrol UV menghasilkan larva haploid kemudian mati saat setelah merietas dan kontrol llibrid niengha~ilkanl arva hibrid abnormal sehingga tidak ada larva ikan yang hidup lebih dari 4 hari, a~lapun pada percobaan 3 terdapat ikan yang hidup sampai 28 hari pada kontrol UV yailu 0,54% (1 ekor) hal tersebut diduga telah terjadi ginogenesis spontan. Sedangkan pada kontrol normal kelangsungan hidup larva mencapai umur 28 hari pengalnatan dcngan persentase tertinggi pada percobaan 2 sebesar 1,69% dengan jumlah 3 ckor. Pada perlakuan ginogenesis terlihat derajat pembuahan (FR) diatas 50% ha1 ini menunjukkan kualitas telw yang digunakan berkualitas bagus, namun pcrkcmbangan embrio ginogenetik sampai penetasan mengalami penurunan yang nyata yaitu ditunjukkan oleh rendahnya produksi larva (SR4) dan benih (SR28) yang dihasilkan. Persentase tertinggi pada SR28 dari rata-rata ke lima percobaan menghasilkan G2N-meiotik (meiogen) adalah lama waktu kejutan suhu selama 1,5 menit sebesar 10,58 it 11,12 (%). Sehingga dapat disimpulkan lama waktu kejutan suhu yang efektif adalah 1,5 menit dengan suhu 40 OC fiada percobaan ginogenesis ikan sumatra (Puntius tetrazona, Bleeker).
Collections
- UT - Aquaculture [2043]