Pengaruh pelbagai Larutan Abu Dan Natrium Hidroksida Terhadap Pencernaan Bahan Serat Limbah Industri Tanaman Perkebunan
View/ Open
Date
1983Author
Amirroenas, Dwierra Evvyernie
Sutardi, Toha
Sigit, Nur Aeni
Metadata
Show full item recordAbstract
Limbah yang berupa bahan serat kaya akan ligno- selulosa pada umumnya sulit dicerna. Perlakuan alkali (larutan NaOH) sering dapat meningkatkan pencernaan bahan serat itu. Beberapa penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa larutan abu bermanfaat serupa larutan NaCH. Suatu penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk menelaah potensi pelbagai larutan abu dalam meningkatkan pencernaan bahan serat limbah industri tanam- an perkebunan.
Larutan abu yang diuji terdiri atas : Abu Mayang Kelapa Sawit 17% (MKS 17%), Abu Serat Kelapa Sawit 25% (SKS 25%), Abu Sekam Padi 10% (SP 10%) dan Abu Ketel Tebu 10% (KT 10%). Larutan abu tersebut dibandingkan dengan larutan NaOH 5% dan Kapur 25%. Larutan-larutan tersebut bernilai pH seperti berikut : MKS 17% 11.5, SKA 25% 10.7, SP 10% 7.9, KT 10% 6.4, NaOH 5% 13.0 dan Kapur 25% 12.2. Kemudian larutan abu tersebut digunakan untuk membasahi bahan serat yang terdiri atas : Pucuk tebu (PT), Ampas Serat Tebu (AST), Ampas Serat Kelapa Sawit (ASKS), Kulit Buah Coklat (KBuC) dan Kulit Biji; Coklat (KBić). Selain itu digunakan pula bahan serat pembanding yang berupa Jerami Padi (JP) dan Rumput Gajah (RG). Taraf pemakaian larutan-larutan ini : 0, 0,5 aan 1 ml/g bahan kering.
Pengujian secara in vitro memperlihatkan bahwa manfaat larutan tersebut dalam meningkatkan pencernaan bergantung pada pH, bahan serat dan taraf pemakaiannya. Larutan NaOH sering tampil sebagai larutan yang paling efektif, kemudian diikuti oleh larutan Kapur dan Abu Serat Kelapa Sawit. Perubahan koefisien cerna terbesar paling sering terjadi pada bahan yang bermutu rendah (ASKS, JP dan AST). Pada umumnya taraf pemakaian larutan yang lebih banyak cenderung menimbulkan peningkatan koefisien cerna yang lebih besar. Semua hal itu memper- lihatkan bahwa manfaat pemakaian larutan tersebut tidak hanya tergantung dari pH, tetapi mungkin juga pada interaksi antara jenis larutan, taraf pemakaiannya dan jenis bahan serat. Misalnya pengaruh NaOH paling nampak. bila diberikan pada taraf 0.5 ml/g bahan kering pada,..dst