Potensi Antioksidasi Daun Salam (Eugenia polyantha Wight.) Pada Lingkungan Agrobiofisik yang Berbeda
Abstract
Pengaruh lingkungan agrobiofisik terhadap khasiat antioksidasi dari ekstrak daun tanaman salam belum dilakukan. Dalam penelitian ini akan digunakan daun salam dari berbagai daerah dengan lingkungan agrobiofisik yang berbeda, yaitu Bogor, Sukabumi, dan Cianjur. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan khasiat antioksidasi ekstrak daun salam pada lingkungan agrobiofisik yang berbeda. Daun salam diekstraksi dengan pelarut etanol 70% menggunakan metode refluks. Potensi antioksidasi ekstrak daun salam ditentukan dengan metode asam tiobarbiturat (TBA) menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 532 nm. Rendemen ekstrak yang diperoleh dari salam kota Bogor, Sukabumi, dan Cianjur masing-masing sebesar 18.45%, 11.55%, dan 8.06%. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak daun salam mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, fenolik hidrokuinon, triterpenoid, dan tanin. Pada penentuan konsentrasi optimum potensi antioksidasi diperoleh hasil bahwa ekstrak daun salam konsentrasi 1000 ppm menunjukkan potensi antioksidasi terbesar yang sebanding dengan vitamin E konsentrasi 200 ppm. Tidak ada perbedaan potensi antioksidasi ekstrak daun salam yang berasal dari lingkungan agrobiofisik berbeda antara lain kota Bogor, Sukabumi, dan Cianjur dalam menghambat oksidasi asam linoleat yaitu masing-masing sebesar 67.14%, 66.59%, dan 68.44% (p>0.05).
Collections
- UT - Biochemistry [1327]