Kebutuhan air tanaman tebu dan hubungannya dengan pemberian air secara curah dan tetes
Abstract
Tanaman tebu merupakan tanaman yang membutuhkan banyak air selama masa pertumbuhan vegetatifnya, tetapi tidak menyukai air yang berlebihan dan menginginkan kondisi air tanah rendah selama masa pemasakan. Kandungan air pada tanaman tebu yang berlebihan atau kekurangan akan menimbulkan gangguan fisiologis karena air merupakan salah satu faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman tebu.
Penelitian ini bertujuan menentukan kebutuhan air tanaman tebu berdasarkan ketersediaan air hujan dan hubungannya dengan pemberian air secara curah dan tetes (studi kasus di PT. Gunung Madu Plantations, Lampung).
Perhitungan kebutuhan air tanaman tebu dilakukan dengan metode radiasi sedangkan penentuan besarnya curah hujan efektif dengan metode USDA (1969). Menurut Doorenbos dan Kassam (1979), bila tidak tersedia air yang cukup bagi
tanaman maka ETa < ETm dan hal ini akan mempengaruhi hasil. Pengaruhnya
tergantung pada spesies tanaman, lama waktu terjadinya, besar tingkat kekurangan dan
tingkat pertumbuhan tanaman pada saat itu.
Perhitungan rata-rata ETa bulanan pada tanaman dapat diperoleh dengan menggunakan indeks ketersediaan air tanah atau ASI (Available Soil Water Index) ASI menunjukkan bagian dari bulan dimana ketersediaan air tanah cukup untuk memenuhi kebutuhan air tanaman (ETa = ETm). Kombinasi dari nilai ASI, ETm dan sisa ketersediaan air tanah ((1-p)Sa.D) memberikan besarnya ETa rata-rata harian.
Tekstur tanah dilokasi penelitian adalah lempung berpasir dengan persentase kandungan pasir 60.37%, debu 31.77% dan liat 7.86%. Kadar air tanah tersedia 11.24% volume dengan kondisi pada kapasitas lapang (pF 2.54) 30.92% volume, pada titik layu permanen (pF 4.2) 19.68% volume, pada titik jenuh (pF 1) 37.34% volume dan pada pF 2 kadar air tanah sebesar 35.41% volume. ..