Studi karakteristik denyut jantung terhadap perlakuan step test
Abstract
Pengeluaran tenaga manusia untuk setiap orang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena setiap orang memiliki faktor-faktor pembeda, antara lain adalah jenis kelamin, keadaan fisik, dan jenis pekerjaan. Walaupun dalam beberapa dekade terakhir, beban kerja fisik telah dikurangi dengan adanya peningkatan mekanisasi, akan tetapi beban kerja fisik tetap ada atau mungkin juga akan meningkat. Oleh karena itu pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengeluaran dan pengukuran beban kerja pada manusia merupakan salah satu hal penting dalam kaitannya dengan usaha peningkatan kualitas kerja khususnya di bidang pertanian. Salah satu metode pengukuran beban kerja yang termudah dan sering digunakan di Indonesia adalah pengukuran denyut jantung Metode ini dipakai karena sederhana dan sangat berguna untuk pekerjaan- pekerjaan manual. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan karena denyut jantung tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan fisik, melainkan dipengaruhi pula oleh kondisi dan tekanan mental.
Oleh karena respon denyut jantung setiap individu terhadap suatu beban kerja sangatlah bervariasi, maka salah satu usaha untuk mengatasinya digunakanlah metode step test untuk mengetahui karakteristik denyut jantung individu. Metode step test atau uji naik turun bangku merupakan uji melakukan sejumlah kerja yang menetap dengan naik turun bangku pada ketinggian tertentu dan kecepatan ritme (frekuensi) yang tertentu pula.
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian IPB, tukang becak dan tukang jamu yang memiliki umur antara 20-45 th dan tinggi 140-170 cm serta berat badan 40-65 kg. Pengukuran denyut jantung pada saat subyek melakukan step test selama 3 dan 5 menit dengan istirahat 10 menit dan dilakukan dalam 4 perlakuan. Pada perlakuan 1, pengukuran denyut jantung dilakukan dengan 15/40, 20/30, 25/24, 30/20, 35/17, 40/15 cm/(siklus/menit), perlakuan 2, pengukuran denyut jantung dilakukan dengan 20/(15-40), 30/(15-40) cm/(siklus/menit). Pada perlakuan 3, pengukuran denyut jantung dilakukan dengan (15-40)/20, (15-40)/25, (15-40)/30 cm/(siklus/menit) sedangkan pada perlakuan 4, pengukuran denyut jantung dilakukan sama dengan yang dilakukan pada perlakuan i tetapi dengan urutan secara acak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati pola hubungan antara denyut jantung manusia dengan perlakuan step test yang digunakan dan untuk menentukan metode step test yang mudah dan cocok bagi orang Indonesia.
Hasil besaran denyut jantung subyek cenderung untuk meningkat apabila diberikan perlakuan frekuensi step dan ketinggian step yang semakin tinggi. Pada saat step test dilakukan dengan frekuensi step dan ketinggian step yang semakin tinggi subyek akan memerlukan peningkatan tenaga untuk dapat menyesuaikan dengan irama langkah (frekuensi step) dan ketinggian step yang diberikan. Nilai besaran denyut jantung step test adalah nilai besaran denyut jantung rata-rata yang diambil pada menit kedua sesaat menjelang istirahat dan nilai besaran denyut jantung istirahat adalah nilai besaran denyut jantung rata-rata yang diambil pada menit kedua sesaat menjelang step test.
Pola-pola denyut jantung subyek hasil pengukuran denyut jantung untuk semua perlakuan step test menunjukkan pola-pola denyut jantung yang sama, yaitu pola denyut jantung subyek segera meningkat pada saat step test dan kemudian mendatar pada tingkat yang lebih tinggi pada saat melakukan perlakuan step test berikutnya. Sedangkan pada waktu beristirahat, terlihat denyut jantungnya langsung menurun tetapi tidak serendah pada saat pertama kali memulai step test.
Untuk menganalisa karakteristik denyut jantung dengan beban step test yang dialami masing-masing subyek dilakukan dengan mempergunakan metode selisih. Metode selisih adalah penentuan beban kerja dengan mengurangkan denyut jantung step test dengan denyut jantung istirahat. Hasil yang diperoleh kemudian diplotkan dalam grafik hubungan denyut jantung dengan frekuensi step test dan ketinggian step test.