Perencanaan produksi tandan buah segar kelapa sawit di kebun peninjauan, PT Perkebunan Mitra Ogan Palembang
Abstract
Perkembangan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit di
Indonesia terus meningkat, baik yang dikelola oleh PT. Perkebunan milik negara
maupun PT. Perkebunan milik swasta. Pada tahun 1987 total areal perkebunan
kopi, karet, kelapa, kelapa sawit dan lada mencapai 927.419 ha, sedangkan pada
tahun 1997 areal perkebunan meningkat menjadi 1.542.691 ha, berarti terjadi
peningkatan areal 66%.
Luas areal perkebunan yang sangat menonjol
peningkatannya adalah komoditi kelapa sawit yaitu dari 47.898 ha (tahun 1987)
meningkat menjadi 296.522 ha (tahun 1997) atau terjadi peningkatan areal sebesar
519%. Di Propinsi Sumatera Selatan, tahun 1987 total produksi perkebunan
sebesar 362.850 ton, sedangkan pada tahun 1997 meningkat menjadi 1.923.241
ton, berarti terjadi peningkatan produksi sebesar 430%. Komoditi yang cukup
menonjol peningkatan produksinya yaitu kelapa sawit dari 17.348 ton (tahun
1987) meningkat menjadi 1.327.990 ton (tahun 1997).
Untuk mengimbangi peningkatan dan persaingan produksi CPO yang terjadi saat ini, PT. Perkebunan Mitra Ogan Palembang sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang perkebunan terutama kelapa sawit berusaha untuk meningkatkan produksi TBS kelapa sawit yang dihasilkan. Perencanaan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik pengolahan kelapa sawit agar proses produksi CPO berjalan lancar dengan memperhatikan faktor-faktor produksi yang berpengaruh..
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh pada perencanaan produksi buah sawit dan membuat perencanaan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang dihasilkan oleh kebun Peninjauan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dan yang termasuk didalamnya adalah lingkungan, bibit, tindakan kultur teknis, biaya atau modal perusahaan, manajemen pengelolaan kebun, mutu produksi, tenaga kerja, pemasaran, dan harga.