Analisis konsumsi energi produksi padi dan optimalisasi faktor produksi usaha tani tanaman pangan lahan tadah hujan di Rembang - Jawa Tengah
View/ Open
Date
1997Author
Pramudia, Dede Supria
Irwanto, A.K.
Ananto, E.
Metadata
Show full item recordAbstract
Dengan meningkatnya masukan energi di pertanian baik berupa energi langsung ataupun tak langsung cenderung meningkatkan pula hasil produksi pertanian secara proporsional (Kamarudin, 1991). Dengan demikian aspek energi merupakan salah satu parameter dalam proses produksi tanaman pangan yang memegang peranan penting, sehingga perlu ditinjau dan diperhatikan.
Peningkatan produksi tanaman pangan juga tidak terlepas dari pengembangan mekanisasi pertanian di daerah tersebut. Pengembangan mekanisasi pertanian ini sangat erat kaitannya dengan aspek sumber tenaga baik manusia, ternak maupun mesin. Masukan energi selanjutnya dapat digunakan sebagai alternatif analisis dalam tingkat penerapan teknologi pada proses produksi pertanian, khususnya bagi negara-negara berkembang.
Di dalam usaha sektor pertanian, dimana usaha tani diselenggarakan sebagai usaha dengan skala kecil, usaha keluarga yang menampung tenaga kerja yang cukup besar dan sedikit menggunakan input modern yang dibeli maka alokasi sumberdaya yang dimiliki petani pada berbagai cabang usaha tani tersebut belum digunakan secara optimal. Dengan mengacu kepada hal di atas perlu dilakukan pemilihan alternatif produksi guna mencapai produksi optimal dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang dikuasai oleh petani maupun faktor- faktor lain yang tidak dikuasai oleh petani antara lain harga produk, kondisi alam maupun teknologi.
Pada produksi padi gogo rancah di lahan tadah hujan yang ditanam pada masa tanam pertama, konsumsi energi yang terjadi cukup besar, dikarenakan pada produksi padi gogo rancah merupakan sistem produksi yang padat akan tenaga kerja. Terlihat dari total masukan energi yang didapat sebesar 14.937,085 MJ/ha atau 404,579 SLM/ha, dan energi biologis yang dikonsumsi sebesar 3192,134 MJ/ha atau 86,461 SLM/ha. Sedangkan pada sistem produksi padi masa tanam kedua sebesar 12.504,203 MJ/ha atau 338,683 SLM/ha untuk padi 2-T dan pada padi 2-S sebesar 12.439,492 MJ/ha atau 336,931 SLM/ha. Dan energi biologisnya masing- masing 1.678,489 MJ/ha dan 1432,198 MJ/ha.
Aliran energi yang terjadi produksi padi di masa tanam kedua, baik pengolahan tanah dengan traktor maupun dengan menggunakan ternak sapi, tidaklah jauh berbeda. Dari segi rasio energi produksi padi dengan pengolahan tanah traktor lebih efesien yaitu 3,154 dibandingkan dengan menggunakan ternak sapi sebagai tenaga pengolah tanah yaitu sebesar 2,560. Begitu juga dari segi produktivitas energi maupun dari segi indeks energi, produksi padi 2-T ini dinilai lebih baik dibanding produksi padi 2-S. Pada padi 2-T produktivitas energinya adalah 0,300 kg/MJ dan indeks energinya 20,059 MJ/jam, sedangkan pada padi 2-S produktivitas energinya 0,243 kg/MJ dan indeks energi 18,389 MJ/jam. ...