Optimasi debit dan lama pemompaan serta penerapan berbagai pola tanam alternatif pada areal irigasi pompa di P2AT Sub Pemali Comal, Jawa Tengah
View/ Open
Date
1991Author
Irwanto, Agus
Partowijoto, Achmadi
M. Januar J.P.
Metadata
Show full item recordAbstract
Air bawah tanah merupakan salah satu bagian dari sistem sirkulasi air bumi yang dikenal dengan siklus hidrologi (Todd, 1959). Partowijoto (1984) menyatakan bahwa air tanah terdapat dalam zona saturasi, mengisi pori-pori tanah atau rongga dalam keadaan jenuh karena di bagian bawah dibatasi oleh adanya suatu lapisan kedap, sedang pada bagian atas dibatasi oleh bidang batas air jenuh (water table) atau bidang kedap yang lain.
Besarnya curah hujan rata-rata tahunan di lokasi penelitian adalah 1855 mm untuk Desa Kaliwadas dan 1780 mm untuk Desa Karang Junti. Schmidt dan Fergusson (1951) mengklasifikasikan desa Kaliwadas dan Desa Karang Junti kedalam tipe hujan B dengan nilai Q masing-masing sebesar 37.87% dan 31.25%. Oldeman (1977) memasukkan Desa Kaliwadas dan Desa Karang Junti kedalam zona agroklimat D3 dengan jumlah bulan basah 4 bulan berturut-turut.
Dari hasil analisis regresi linier didapatkan nilai koefisien susut akuifer (B) di Desa Kaliwadas sebesar 0.532 dan nilai koefisien susut sumurnya adalah 0.040. Persamaan Rorabough untuk Desa Kaliwadas adalah :
S 0.532 Q = + 0.040 Q2
Pemompaan paling optimum didapatkan pada debit 10.2 liter. Untuk Desa Karang Junti koefisien susut akuifer ..dst