Show simple item record

dc.contributor.advisorSuhartono, Maggy T.
dc.contributor.authorWelan, Virscolanti
dc.date.accessioned2024-02-12T07:11:31Z
dc.date.available2024-02-12T07:11:31Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/138246
dc.description.abstractPada penelitian ini dilakukan karakterisasi enzim kitinase dan kitin deasetilase dari isolat yang berasal dari daerah geotermal di Minahasa, Sulawesi Utara, yang diproduksi dengan menggunakan matriks imobilisasi sel. Pemilihan matriks dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan matriks yang akan dipakai dalam proses produksi enzim. Dari hasil penelitian diketahui bahwa diantara benang dan tepung kulit udang, tepung kulit udang merupakan matrik yang paling tepat untuk dipakai dalam produksi enzim kitinase dan enzim kitin deasetilase. Enzim kitinase isolat 13.26 yang diproduksi menggunakan matriks tepung kulit udang memiliki suhu optimum 70°C, pH optimum 3.0 dan 7.0. Pada suhu 70°C aktifitas katalitiknya dapat bertahan selama 30 menit (81.2% aktifitas awal), dan setelah pemanasan dilakukan selama 60 menit aktifitas enzim yang tersisa hanya 2.4% dari aktifitas semula. Dengan penambahan kation logam Ca, aktifitas katalitiknya tetap dipertahankan sampai pemanasan selama 210 menit (180.8% aktifitas awal). Penambahan kation logam Mg2+ mempertahankan aktifitas enzim sampai dengan 210 menit pemanasan (188.7% aktifitas awal). Penambahan logam 24 Mn pada enzim kitinase membantu enzim untuk bertahan pada suhu 80°C sampai dengan 210 menit (175.8% aktifitas awal). Enzim kitin deasetilase isolat 13.26 yang diproduksi menggunakan matriks tepung kulit udang memiliki suhu optimum 70°C, pH optimum 3.0, 7.0 dan 10.0. Pada suhu 70°C setelah dipanaskan selama 30 menit aktifitas katalitik enzim sebesar 225.5% aktifitas awal dan setelah dipanaskan selama 60 menit aktifitas relatifnya sebesar 49.1% aktifitas awal. Pemanasan pada suhu 80°C selama 30 menit meningkatkan aktifitas katalitik enzim (745% aktifitas awal) dan setelah dipanaskan selama 60 menit, enzim kehilangan aktifitasnya. Dengan penambahan kation logam Ca", tetap stabil saat dipanaskan pada suhu 80°C sampai pemanasan selama 210 menit (789.44% aktifitas awal). Kation Mg2+ meningkatkan aktifitas relatif sampai 60 menit pemanasan (1006.7% aktifitas awal). Pemanasan lanjut menurunkan aktifitas dan pada menit ke-210 enzim kehilangan aktifitasnya. Penambahan logam Mn² meningkatkan aktifitas enzim kitin deasetilase yang dipanaskan pada suhu 80°C. Pada pemanasan di menit ke-150 aktifitas relatif enzim mencapai nilai maksimum, yaitu 2496.8% dari aktifitas awal enzim. Pemanasan lanjutan menurunkan aktifitas enzim sampai 148.9% (pada menit ke-180) dan 147.2% (pada menit ke 210) dari aktifitas awal.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKarakterisasi enzim kitinase dan kitin deasitilase isolat 13.26 asal Manado, yang diproduksi menggunakan matriks imobilisasi selid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record