Pola pengasuhan, lingkungan sekolah, tingkat konsumsi dan status gizi antara siswa berprestasi dan siswa kurang berprestasi di SD Islam Al Azhar 2 Jakarta
Abstract
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola pengasuhan, lingkungan sekolah, tingkat konsumsi, dan status gizi dengan membandingkan antara siswa berprestasi dan siswa kurang berprestasi. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, dari Bulan April sampai Juni 2000. Tempat dan contoh penelitian ditentukan secara purposif sampling. Penelitian dilakukan di SD Islam Al Azhar 2 Jakarta. Contoh penelitian adalah siswa SD yang berprestasi dan kurang berprestasi (pernah menduduki peringkat 5 besar dan terrendah mulai dari catur wulan pertama pada kelas yang diteliti) pada Kelas 4, 5, dan 6. Jumlah seluruh contoh sebanyak 30 orang terdiri dari 10 orang siswa Kelas 6, 10 orang siswa Kelas 5, dan 10 orang siswa Kelas 4. Dengan princian 5 siswa berprestasi dan 5 orang siswa kurang berprestasi pada masing-masing kelasnya.
Data primer yang dikumpulkan meliputi identitas keluarga contoh, data berat badan, konsumsi pangan siswa, pola asuh belajar, pola asuh makan, hubungan siswa-guru, dan hubungan orangtua-guru. Data sekunder meliputi prestasi belajar untuk melihat peringkat kelas contoh mulai dari catur wulan pertama pada kelas yang diteliti dan keadaan umum sekolah. Analisis data dilakukan secara statistic deskriptif dan inferensia dengan menggunakan uji-t dan uji jumlah jenjang Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan pada siswa berprestasi, pola asuh belajar
termasuk baik (36,7%), pola asuh makan termasuk kurang (26,7%), hubungan siswa-guru termasuk baik (46,7%), dan hubungan orangtua-guru termasuk baik (30,0%). Dalam diri mereka sudah timbul kesadaran untuk belajar tanpa harus diingatkan orangtua. Lama waktu belajar mereka rata-rata 2 jam dengan penentuan waktu belajar dilakukan sendiri. Pengulangan pelajaran dilakukan 2 kali sehari. Tindakan orangtua bila anak tidak mau belajar adalah menegur. Bila anak tidak mengerti tentang suatu pelajaran, orangtua berusaha membimbingnya. Tempat anak belajar adalah di meja belajar. Mayoritas siswa berprestasi termasuk siswa yang aktif dan rajin mengerjakan tugas/PR. Komunikasi orangtua dengan sekolah
dilakukan setiap catur wulan. Hasil penelitian menunjukkan pada siswa kurang berprestasi, pola asuh belajar termasuk kurang (40,0%), pota asuh makan termasuk kurang (26,7%), hubungan
siswa-guru termasuk kurang (46,7%), dan hubungan orangtua-guru termasuk kurang (40,0%). Dalam diri mereka belum timbul kesadaran untuk belajar, mereka masih harus diingatkan orangtua. Penentuan waktu belajar dilakukan oleh ibu. Pengulangan pelajaran dilakukan 1 kali sehari. Tindakan orangtua bila anak tidak mau belajar adalah memarahi. Bila anak tidak mengerti tentang suatu pelajaran, orangtua cenderung membiarkan. Tempat anak belajar adalah di depan televisi. Mayoritas siswa kurang berprestasi termasuk siswa yang pasif dan malas mengerjakan tugas/PR. Komunikasi orangtua dengan sekolah dilakukan bila anak
bermasalah.
Collections
- UT - Nutrition Science [2865]