Pengaruh penggunaan lapisan epidermis dan dermis terhadap kualitas silase Tanaman Singkong (Manihot esculenta)
View/ Open
Date
2012Author
Rahayu, Prastiwi Andina
Despal
Lubis, Ahmad Darobin
Metadata
Show full item recordAbstract
Singkong merupakan salah satu alternatif hijauan yang dapat digunakan sebagai bahan pakan karena jumlahnya banyak dan tersedia sepanjang tahun. Tanaman singkong dapat dengan mudah tumbuh disegala kondisi lingkungan dan kaya akan nutrisi. Pemanfaatan keseluruhan tanaman singkong sebagai pakan dilakukan untuk meningkatkan kompetisinya sebagai pakan, selain itu juga berfungsi untuk mengurangi hasil sampingan dari industri pertanian.
Setiap bagian tanaman singkong memiliki kandungan nutrisi yang berbeda- beda, seperti kulit umbi bagian epidermis maupun dermis. Penggunaan bagian epidermis dan dermis dapat meningkatkan kompetitif singkong sebagai pakan, namun karena asalnya dari dalam tanah dikhawatirkan akan menurunkan kualitas silase karena adanya kontaminasi organisme pembusuk. Tanaman singkong dalam penggunaannya sebagai bahan pakan, memiliki faktor pembatas yaitu kandungan anti nutrisi berupa asam sianida (HCN). Metode efektif untuk mengurangi kadar HCN adalah teknik pembuatan silase. Ensilase mampu menurunkan kadar HCN lebih dari 60 %
Penelitian ini bertujuan mengkaji dampak penggunaan lapisan epidermis dan dermis umbi singkong yang diukur dari karakteristik fisik, fermentatif dan utilitas. Penelitian ini menggunakan tanaman singkong umur 7 bulan. Perlakuan yang diuji yaitu SSU (silase tanaman singkong utuh), SSTE (silase tanaman singkong tanpa epidermis), SSTD (silase tanaman singkong tanpa dermis) dan SSTETD (silase tanaman singkong tanpa epidermis dan dermis) yang dibandingkan dengan silase ransum komplit (SRK) sebagai kontrol. Peubah yang diamati meliputi karakteristik awal bahan (proporsi botani, BK, PK, WSC dan HCN), karakteristik fisik silase (warna, aroma, spoilage, tekstur dan kelembaban), karakteristik fermentatif silase (pH, BK, perombakan BK, VFA, PK, perombakan PK, NH3, HCN, WSC dan NF) dan karakteristik utilitas silase (VFA rumen, NH3 rumen, KCBK dan KCBO), Pengujian karakteristik fermentatif menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan karakteristik utilitas menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 taraf perlakuan dan 3 ulangan. Data dianalis dengan menggunakan ANOVA dan data yang menunjukkan perbedaan diuji lebih lanjut dengan menggunakan kontras ortogonal.
Berdasarkan karakteristik fisik dan utilitas, keempat perlakuan silase tanaman
singkong memiliki kualitas mendekati SRK. Berdasarkan karakteristik fermentatif SSTE memiliki kualitas paling baik diantara silase tanaman singkong perlakuan, walaupun kandungan nutrisinya di bawah SRK, terutama kandungan proteinnya. Penggunaan lapisan epidermis dan dermis tidak mempengaruhi karakteristik fisik dan utilitas silase tanaman singkong, namun karakteristik fermentatif dipengaruhi oleh penggunaan lapisan epidermis dan dermis. SSTE menghasilkan karakteristik
fermemtatif silase yang lebih baik, dengan BK tinggi (29.05%), perombakan BK yang rendah (4,66%), pH yang rendah (4,11) dan kadar HCN yang lebih rendah (578,60 ppm).
Kata-kata kunci: tanaman singkong, silase, lapisan epidermis, lapisan dermis