Perubahan hidrograf satuan akibat pengaruh konservasi tanah di DAS Ciliwung Hulu, Jawa Barat

Abstract

Beberapa daerah aliran sungai (DAS) baik di Jawa maupun di luar Jawa saat ini dinyatakan telah mengalami kerusakan, salah satu indikatornya adalah adanya perbedaan yang besar antara debit aliran maksimum dan minimum di sungai. Salah satu cara untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kerusakan daerah aliran sungai serta jalan pemecahannya adalah dengan mengkaji karakteristik hidrologi DAS tersebut. Usaha penanggulangannya antara lain dengan melakukan konservasi tanah, dengan cara menanami lahan di DAS dan berusaha untuk mengurangi luasan lahan kritis. Tujuan dari masalah khusus ini adalah untuk mengetahui perubahan hidrograf satuan akibat pengaruh konservasi tanah yang dilakukan di DAS Ciliwung Hulu, Jawa Barat. Data yang dibutuhkan adalah data curah hujan, tinggi muka air, debit sungai, dan konservasi tanah. Data banjir dan curah hujan penyebabnya dibagai dalam selang waktu 30 menit, lalu disusun hidrografnya. Dari hidrograf aliran dipisahkan antara aliran langsung dan aliran dasar dengan menggunakan metode garis lurus. Debit hidrograf aliran langsung diperoleh dari selisih debit aliran dasar dengan debit hidrograf limpasan. Volume aliran langsung diperoleh dengan mengalikan jumlah debit aliran langsung dengan selang waktu 30 menit. Tebal aliran langsung diperoleh dengan membagi volume aliran langsung dengan luas total DAS. Debit hidrograf satuan diperoleh dari hasil bagi debit aliran langsung dengan tebal aliran langsung. Untuk setiap tahun pengamatan dibuat tiga buah hidrograf satuan yang diperoleh dari tiga kejadian banjir. Dari tiga buah hidrograf satuan pada setiap tahun dibuat hidrograf satuan rata dengan lama waktu hujan efektif tertentu. Besarnya aliran tetap dari DAS tersebut diperoleh dengan rumus Q (2.78 A)/t. Mengubah hidrograf satuan t jam menjadi t' jam dilakukan dengan menggunakan metode kurva-S. ...