Kajian kinerja kader posyandu dan partisipasinya dalam program pemberian makanan tambahan pemulihan(BMT-P) di Kabupaten Adminsitratif Kepulauan Seribu, Propinsi DKI Jakarta
View/ Open
Date
2005Author
Susanti, Yeti
Sunarti, Euis
Heryatno, Yayat
Metadata
Show full item recordAbstract
Status gizi dan kesehatan balita di Indonesia mengalami penurunan sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter. Program PMT-P merupakan program perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah. rawan gizi pada balita. Posyandu dan kader sebagai tenaga penggerak posyandu merupakan ujung tombak pelaksanaan program peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat, khususnya balita. Namun sejak krisis ekonomi berlangsung, diketahui telah terjadi banyak penurunan posyandu dan semakin banyaknya kasus kader yang droup out. Melihat kondisi demikian, maka dipandang perlu melakukan penelitian untuk mengkaji kinerja kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dan partisipasinya dalam program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan menggunakan data "Studi Pengembangan Model Intervensi Gizi berbasis potensi wilayah dan pemberdayaan masyarakat di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI Jakarta" yang dikumpulkan pada bulan Oktober 2004. Contoh dan responden dalam penelitian ini adalah 43 orang kader posyandu yang secara fungsional aktif di posyandu dan terlibat dalam pengelolaan program PMT-P. Data diolah dan dianalisis statistik secara deskriptif dan inferensia dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS 10,0 for Windows. Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk menguji hubungan antar variabel yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kader termasuk keluarga miskin. Hanya terdapat sebagian kecil kader yang telah mengikuti pelatihan lebih dari tiga kali, sehingga kader yang memiliki pengetahuan gizi yang baik pun jumlahnya sedikit. Lebih dari separuh kader bekerja dengan sarana posyandu yang kurang memadai serta masih terdapat kader yang tidak pernah menerima insentif selama bertugas menjadi kader. Persentase terbesar kader mempunyai tingkat kinerja yang cukup di posyandu dan partisipasi yang kurang dalam program PMT-P.
Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman diketahui bahwa kinerja kader posyandu berhubungan dengan tingkat pendidikan, pengalaman pelatihan, pengetahuan gizi dan posyandu, insentif serta kondisi iklim dan cuaca wilayah. Sementara partisipasi kader dalam program PMT-P berhubungan dengan pendapatan, pengalaman pelatihan, pengetahuan gizi dan posyandu, insentif serta kondisi iklim dan cuaca wilayah. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan
bahwa kinerja kader posyandu berhubungan positif dengan partisipasi kader dalam program PMT-P.
Masih kurangnya kinerja dan partisipasi kader di posyandu antara lain disebabkan karena kader masih kurang mendapat pelatihan sehingga pengetahuan gizinya pun menjadi kurang. Disamping itu ketersediaan sarana dan insentif yang kurang memadai juga menyebabkan kader menjadi kurang termotivasi untuk bekerja dan terlibat aktif di posyandu. ...
Collections
- UT - Nutrition Science [2925]