Fungal Treatment Terhadap Komposisi Kimia dan Fermentasi Rumen In-vitro Jerami Padi dan Jerami Gandum: Meta-Analisis”.
Date
2024-01Author
Putri, Amanda Ayesha
Jayanegara, Anuraga
Kumalasari, Nur Rochmah
Hassim, Hasliza Abu
Metadata
Show full item recordAbstract
Hasil samping pertanian seperti jerami padi dan gandum yang belum dimanfaatkan secara optimal menyebabkan masih tingginya kandungan serat dan juga rendahnya energi, protein, mineral dan vitamin, yang mana nilai tersebut masih kurang baik untuk di cerna oleh ternak. Nilai kualitas jerami padi dan gandum yang kurang baik kecernaannya untuk ternak dapat dilakukan penelitian penambahan jamur pembusuk yang dapat memecah selulosa, hemiselulosa, dan lignin untuk menaikkan kualitas jerami padi agar mudah dicerna oleh ternak. Untuk mengkaji data-data mengenai penambahan jamur terhadap jerami padi perlu dilakukan studi meta-analisis untuk merangkum berbagai data hasil penelitian dari berbagai artikel terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari artikel dari Scopus, Google Scholar dan Science Direct dengan memasukkan kata kunci “Fungal Treatment”, “straw” ”chemical composition” dan “in-vitro” kemudian dilakukan scanning dan screening dan uji kelayakan maka didapatkan 23 artikel final (pustaka terpilih) yang telah dicatat dalam Microsoft Excel 2010, Komposisi kimia (OM, abu, protein kasar), Fraksi serat (Selulosa, Hemiselulosa, NDF, ADF, ADL,dan Silica), kecernaan in-vitro (VFA Total, Acetate, Propionate, Butyrate, Iso- Butyrate, Valerate, Iso-Valerate). Selanjutnya data dianalisis dengan metodologi Mixed model menggunakan Software SAS on Demand (Online). Hasil analisis menunjukkan NDF mengalami penurunan kandungan dibandingkan dengan nilai kontrol menjadi 662,72 dan 719,07 g kg-1 BK untuk Basidiomycota dan Neocallimastigomycota. Masing-masing P-value dari kedua hasil ini lebih rendah dari 0,05 (<0,001) sehingga dianggap signifikan secara statistik. Kandungan Hemiselulosa, Selulosa dan Lignin (diperlakukan dengan asam) pada rumen setelah fermentasi telah berkurang dibandingkan dengan nilai kontrol yaitu masing-masing 248, 424 dan 75,9 g kg-1 BK menjadi 169, 421,3 dan 55,7 g kg-1 BK. Nilai tersebut merupakan hasil dari jamur jenis Basidiomycota pada taraf nyata 0,05. P-value mereka di bawah 0,05 (<0,001), sehingga hasilnya berbeda secara signifikan kecuali untuk selulosa yang dimana P-value nya melebihi tingkat signifikansi 0,05. Hasil untuk Neocallimastigomycota tidak muncul pada tabel statistik yang berarti tidak berpengaruh pada perubahan hemiselulosa, selulosa dan lignin pada fermentasi rumen (tidak teridentifikasi). Kandungan protein kasar dan abu yang ditemukan dalam rumen setelah fermentasi keduanya meningkat dari 32,35 dan 102,42 g kg-1 BK menjadi 39,48 dan 93,03 g kg-1 BK masing-masing untuk Basidiomycota sedangkan protein kasar hanya ditemukan untuk Neocallimastigomycota dan mengalamipeningkatan menjadi 53,70 g kg-1 BK. Untuk kandungan bahan organik, mengalami penurunan dari 880,53 g kg-1 BK menjadi 848,81 g kg-1 BK untuk Basidiomycota. Semua hasil tersebut memiliki P-value di bawah 0,05 (<0,001) sehingga berbeda nyata kecuali hasil kandungan protein kasar untuk Neocallimastigomycota dan kandungan bahan organik untuk Basidiomycota yang melebihi taraf signifikansi 0,05. Kandungan silika dan amonia dalam rumen setelah fermentasi keduanya meningkat dari 130,58 dan 16,13 menjadi 221,96 dan 18,41 g kg-1 BK masingmasing (Basidiomycota). Untuk kandungan silika, Neocallimastigomycota juga mengalami peningkatan menjadi 15,70 g kg-1 BK. Hasil untuk kalsium dan fosfor tidak teridentifikasi untuk kedua jenis fungi. Semua memiliki P-value di bawah tingkat signifikansi 0,05 (<0,001) sehingga semuanya berbeda secara signifikan. Gas produksi yang ditemukan selama fermentasi rumen telah meningkat untuk jenis Basidiomycota dari 211,20 g kg-1 BK menjadi 283,65 g kg-1 BK dimana Pvalue di atas 0,05 (0,073) sehingga tidak berbeda secara signifikan sementara jenis Neocallimastigomycota mengalami penurunan menjadi 201 g.kg-1 BK dimana Pvalue melebihi 0,05 sehingga tidak berbeda nyata. Hasil statistik untuk produksi jamur tidak teridentifikasi. Kecernaan bahan kering (IVDMD) dan bahan organik (IVOMD) keduanya meningkat dari 41,62 dan 35,41 % BK menjadi 48,46 dan 47,41 % BK masing-masing untuk jenis Basidiomycota. Jenis Neocallimastigomycota hanya dapat ditemukan hasil kecernaan bahan kering (IVDMD) dan mengalami penurunan menjadi 48,59 % BK. Hasil statistik menunjukkan bahwa P-value semuanya berada di atas taraf nyata 0,05 (<0,001) sehingga semuanya berbeda nyata kecuali P-value Neocallimastigomycota dimana mempunyai di atas taraf nyata 0,05 bagian hasil kecernaan bahan kering Metana yang ditemukanselama fermentasi rumen telah meningkat untuk jenis Basidiomycota dari 33,85 mL g-1 bahan organic menjadi 46,94 mL g-1 bahan organic dimana P-value di atas 0,05 (0,071) sehingga tidak berbeda secara signifikan sementara jenis Neocallimastigomycota mengalami penurunan menjadi 23,37 mL g-1 bahan organik dimana P-value melebihi 0,05 sehingga tidak berbeda nyata. Hasil statistik untuk produksi jamur tidak teridentifikasi Kecernaan serat (perlakuan deterjen netral) meningkat untuk Basidiomycota dan Neocallimastigomycota dari 43,16 % BK menjadi masing-masing 38,60 dan 46,79 % BK. Untuk kecernaan larutan IVADSD dan serat IVADFD (perlakuan deterjen asam) hanya dapat ditemukan untuk jenis Neocallimastigomycota yaitu 54,6 dan 43,82% BK dari masing-masing dari 50,71 dan 48,06% BK. P-value untuk hasil tersebut berada di atas taraf signifikansi 0,05 sehingga tidak berbeda nyata. Kandungan asam asetat untuk Basidiomycota mengalami kenaikan dari 46,37% menjadi 55,30% dan untuk asam butirat mengalami penurunan dari 7,12% menjadi 6,74% TVFA. Untuk Neocallimastigomycota, kadar asam asetat meningkat menjadi 36,70 % TVFA dan butirat menurun menjadi 1,195 % TVFA untuk kadar asam butirat. Kandungan asam propionat, asam iso-butirat, asam valerat dan asam iso-valerat hanya dapat teridentifikasi pada jenis Basidiomycota dimana kandungannya semua meningkat kecuali asam isovalerat yang hanya mengalami penurunan. P-value untuk hasil asam asetat dan asam butirat untuk jenis Neocallimastigomycota berada di bawah tingkat signifikansi 0,05 sehingga berbeda secara signifikan. Selain nilai P-value untuk dua asam tersebut, telah terdapat di atas taraf signifikansi 0,05 sehingga tidak signifikan secara statistik. Total kandungan asam lemak terbang telah mengalami peningkatan dari 42,64 mM menjadi 47,14 mM untuk jenis fungi Basidiomycota. P-value untuk hasil tersebut ditemukan di atas tingkat signifikansi 0,05 sehingga hasilnya tidak signifikan secara statistik.
Collections
- MT - Animal Science [1148]