Variasi Great Call Owa Jawa Betina (Hylobates moloch) di Pegunungan Dieng, Jawa Tengah
Abstract
Mempelajari variasi vokal sangat penting untuk upaya konservasi, karena
dapat memberikan cara non-invasif untuk identifikasi individu. Hal ini sangat
berguna untuk memonitor satwa yang bersuara seperti owa. Owa adalah kera kecil
yang memiliki vokalisasi yang keras dan spesifik tiap jenis kelamin dan spesiesnya.
Salah satu vokalisasi owa adalah great call, yang sudah digunakan untuk
memperkirakan populasi dan luas teritorinya. Namun, perlu dilakukan identifikasi
individu yang bersuara untuk meningkatkan akurasinya. Studi variasi great call
diharapkan dapat membantu dalam identifikasi owa yang dapat membantu upaya
konservasinya.
Salah satu populasi owa jawa (Hylobates moloch) yang cukup tinggi adalah
di Pegunungan Dieng. Fragmentasi habitat adalah salah satu masalah yang tidak
hanya mengancam populasi, tetapi juga perilaku owa. Studi mengenai variasi great
call owa jawa di Pegunungan Dieng pernah dilakukan, namun terbatas pada
beberapa wilayah. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh
karakteristik habitat terhadap waktu mulai dan frekuensi bersuara (perilaku
bersuara), beserta variasi great call owa jawa betina di Pegunungan Dieng.
Penelitian dilakukan pada enam lokasi di Pegunungan Dieng, selama dua
periode yaitu September-Desember 2020 dan Maret-Juni 2021. Perekaman fokus
pada suara owa jawa betina dan juga dilakukan pengukuran parameter karakteristik
habitat. Dataset dalam studi ini terdiri dari 370 great call dari 12 betina dan tiap
great call diekstrak 33 variabel dari spektrogram. Analisis Generalized Linear
Model (GLM) digunakan untuk membuat model pengaruh karakteristik habitat
terhadap perilaku bersuara. Analisis variasi great call dilakukan dengan analisis
kualitatif dan linear discriminant function analysis (DFA).
Owa jawa betina di Pegunungan Dieng mulai bersuara pukul 05.14 WIB,
dengan puncaknya pukul 06.00-06.59WIB.Waktu mulai bersuara owa jawa betina
dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya. Sedangkan frekuensi
bersuara dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, intensitas cahaya, rata-rata tinggi
pohon, rata-rata DBH, kerapatan pohon dan luas basal area. Terdapat tujuh variasi
yang berbeda dalam spektrogram suara owa jawa betina dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Tingkat klasifikasi great call owa jawa cukup tinggi dengan
akurasi 84% dengan leave-one-out cross-validation. Variabel yang berkontribusi
secara signifikan terhadap individualitas adalah variabel temporal. Tingkat
perbedaan great call yang persebaran geografisnya jauh maupun dekat hampir sama.
Studi ini berkontribusi pada semakin banyaknya bukti mengenai variasi dan
individualitas vokal owa jawa, dan berpotensi meningkatkan efektivitas
pemantauan populasi owa di Jawa. Quantifying vocal variation is crucial to conservation efforts as it can provide
a non-invasive identification of individuals or groups. This approach is beneficial
for monitoring vocal animals such as gibbons. Gibbons are small apes that have
loud, and species-specific vocalizations. One of gibbon vocalization is the great
call, which has been used to estimate populations and territories. However, it is
necessary to identify vocalizing individuals to improve the accuracy of these
estimates. The study of the variation in the great call is expected to help in the
identify of individual gibbons, which can help in conservation efforts.
The Dieng Mountains are the habitat of one of the highest populations of
Silvery gibbons (Hylobates moloch). Habitat fragmentation is one of the problems
that threatens the population in this area, and may also affect gibbon behavior.
Studies on the great call variation of Silvery gibbons in the Dieng Mountains have
been conducted but are limited to a few location. This study aims to analyze the
effect of habitat characteristics on the onset time and frequency of vocalizations
(vocal behavior), and the variation of the great call of female Silvery gibbons in the
Dieng Mountains.
The research was conducted in six locations in the Dieng Mountains during
two periods: September-December 2020 and March-June 2021. The recording
focused on the vocalizations of female Javan gibbons and measured habitat
characteristics. The dataset in this study consisted of 370 great calls from 12
females, and 33 variables were extracted from the spectrogram for each great call.
Generalized linear model (GLM) analysis was used to model the influence of
habitat characteristic on vocal behavior. Quantitative analysis and linear
discriminant function analysis (DFA) were used to analyze the variation in great
calls.
Female Silvery gibbons in the Dieng Mountains start vocalizing at 05.14 am,
with a peak at 06.00-06.59 am. The onset time of vocalization of female Silvery
gibbons is influenced by temperature, humidity, and light intensity. The frequency
of vocalizations was influenced by temperature, humidity, light intensity, average
tree height, average DBH, tree density, and basal area. Using a qualitative approach,
there are seven different variations in the spectrogram of female Silvery gibbon
vocalizations. The correct classification of great call in female Silvery gibbon was
high with an accuracy of 84% using leave-one-out cross-validation. Variables that
contributed significantly to individuality were temporal variables. The degree of
disimilarity between great calls that are geographically distant and those that are
close together is almost the same. This study contributes to the growing evidence
of variation and individual vocal signatures in gibbons, and have the potential to
improve effectiveness of monitoring of gibbon populations across Java.