Show simple item record

dc.contributor.advisorHubeis, Musa
dc.contributor.authorRestu, Harisma
dc.date.accessioned2024-01-02T08:07:25Z
dc.date.available2024-01-02T08:07:25Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/133541
dc.description.abstractPerkembangan teknologi dan munculnya era globalisasi telah memberikan dampak positif bagi perkembangan industri pangan di Indonesia. GMP adalah persyaratan minimum untuk pengolahan dan sanitasi yang harus diterapkan di semua industri pengolahan makanan, agar dapat menghasilkan produk bermutu yang baik dan aman secara konsisten. Cara Produksi Makanan yang Baik (Good Manufacturing Practices atau GMP) dan Prosedur Standar Operasi Sanitasi (Standard Sanitation Operation Procedures atau SSOP) merupakan persyaratan dasar bagi penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Hal ini disebabkan penerapan manajemen resiko semacam HACCP memerlukan tindakan-tindakan pencegahan yang sebagian besar dapat diatasi oleh GMP dan SSOP yang baik. Dengan demikian, penerapan HACCP tidak memunculkan banyak titik atau langkah yang menjadi Critical Control Points (CCP), sehingga pelaksanaanya menjadi lebih dimungkinkan. Tujuan umum dari praktek magang adalah menambah wawasan dan pengalaman, serta memberikan gambaran nyata dari aplikasi ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, menjalin kerjasama antara mahasiswa dengan masyarakat industri melalui praktek kerja nyata di lapangan. Tujuan khususnya adalah mengidentifikasi permasalahan manajemen dan teknis, khususnya dalam bidang GMP yang terkait disiplin Ilmu dan Teknologi Pangan dan menyelesaikan permasalahan sesuai dengan kaidah ilmiah dan praktek langsung, mempelajari bagaimana cara penyusunan rencana HACCP pada sebuah industri pangan khususnya jasa boga. Produk catering merupakan komoditas yang cepat menurun mutunya, maka diperlukan suatu pengamatan dengan melakukan pengawasan dan pengendalian mutu mulai dari bahan baku, penyimpanan, pengolahan, pengemasan sampai dengan produk akhir. PT. Aerowisata Catering Service berusaha untuk mempertahankan mutu produknya, dengan dibuktikannya telah mendapatkan sertifikat ISO 9002 pada tahun 1997. PT. ACS sebagai salah satu industri bertaraf internasional yang menyediakan makanan bagi penumpang pesawat secara umum telah menerapkan GMP berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 23/MENKES/SK/1/1978. Namun dalam pelaksanaan sistem tersebut ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain kebiasaan karyawan yang kurang baik, seperti makan ditempat produksi, pemakaian tutup kepala yang kurang sempurna, sehingga masih terlihat sebagian rambut dan telinga. Keterbatasan ruang penyimpanan bahan mentah, khususnya dry storage perlu mendapat perhatian. Dikarenakan penyimpanan bahan mentah, khususnya buah dan bahan tepung dilakukan di areal sepanjang koridor gudang penyimpanan, yang dapat mengganggu kelancaran forklift dalam pengangkutan barang dan aktivitas karyawan. Hal tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan mekanis pada bahan akibat benturan dan terjadi kontaminasi dari ...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMakananid
dc.subject.ddcBantenid
dc.titleKajian produksi makanan di PT. Aerowisata Catering Service, Bantenid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record