Hubungan antara tingkat kepadatan tanah dengan tingkat konsolidasi tanah pada latosol Darmaga Bogor
Abstract
Pembangunan jalan, jembatan, gedung, tanggul sungai maupun bangunan pertanian harus memperhatikan kondisi tanahnya. Daya dukung tanah untuk menahan beban tanah itu sendiri dan beban di atasnya sangat mempengaruhi dalam pembangunan baik pada saat bangunan tersebut dibuat maupun setelah bangunan tersebut dibuat. Penurunan daya dukung tanah semakin lama akan menyebabkan kerusakan fisik bangunan sehingga diperlukan usaha untuk memperbesar daya dukung tanah sehingga penurunan tanah dapat diperkecil.
Tujuan penelitian ini adalah untuk inengetahui sifat fisik dan mekanik tanah Latosol Darmaga, Bogor pada kondisi lapang (tidak terganggu) dan setelah dilakukan pemadatan serta untuk mengetahui hubungan antara tingkat kepadatan tanah dengan parameter konsolidasi tanah yaitu koefisien konsolidasi (c.) dan indeks kompresi (Cc).
Pengukuran sifat fisik dan mekanik dilakukan pada kondisi tanah tak terganggu dan tanah terganggu (setelah dipadatkan) pada kedalaman 0-20 cm dan kedalaman 20-40 cm.
Hasil analisis distribusi partikel tanah pada kedalaman 0-20 cm menghasilkan komposisi sebagai berikut: fraksi liat 66.12%, debu 15.58% dan pasir 18.30% dengan batas cair 70.50%, batas plastis 39.61% dan indeks plastisitas 30.89%. Analisis distribusi partikel pada kedalaman 20-40 menghasilkan komposisi sebagai berikut fraksi liat 62.13%, debu 124% dan pasir 24.93% dengan batas cair 61.42%, batas plastis 41.36% dan indeks plastisitas 20.06%. Klasifikasi tanah Latosol, Darmaga berdasarkan sistem USDA pada kedalaman 0-20 cm maupun 20-40 cm menghasilkan tekstur liar (clay). Sedangkan berdasarkan Sistem Klasifikasi Tanah Unified diperoleh hasil bahwa tanah Latosol, Darmaga termasuk dalam golongan MH artinya tanah tersebut termasuk jenis lanau anorganik plastisitas tinggi. ...