Identifikasi kelayakan makanan kudapan sekolah sebagai makanan PMT-AS menurut aspek gizi, biaya, dan keamanan pangan
View/ Open
Date
2001Author
Manik, Lestiorika
Kutiyah, Lilik
Sukandar, Dadang
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis makanan kudapan sekolah, menganalisis kandungan energi dan protein dari makanan kudapan terpilih, mengetahui biaya pembuatannya serta mengetahui keamanannya berdasarkan higiene pemasak dan sanitasi lingkungan.
Penelitian pendahuluan dilaksanakan di SD Cemplang 1 dan SD Balumbang Jaya 2, sedangkan penelitian lanjutan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Gizi, Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Faperta, IPB Bogor. Penelitian dimulai dari bulan Juni sampai Agustus 2000.
Makanan kudapan yang diteliti ada 5 jenis yaitu pisang goreng, buras, martabak telor, bala-bala dan risol. Data mengenai jenis makanan kudapan dianalisis secara deskriptif. Analisis zat gizi dilakukan dengan 2 kali ulangan. Kandungan energi diketahui dengan cara menjumlahkan energi dari karbohidrat, lemak dan protein dengan menggunakan faktor pengganda. Biaya pembuatan per potong makanan kudapan diperoleh dengan cara membagi jumlah biaya bahan baku, biaya bahan bakar, dan biaya transportasi dengan jumlah makanan kudapan tiap resep. Keamanan pangan dihitung dengan cara pemberian skor terhadap empat peubah keamanan pangan yaitu Pemilihan dan Penyimpanan Bahan Makanan (PPB), Higiene Pemasak (HGP), Pengolahan Bahan Makanan (PBM) dan Penjualan Makanan Kudapan (PMK). Keamanan pangan baik jika skor keamanan pangan (SKP) lebih besar atau sama dengan 97,03 persen. Keamanan pangan sedang jika SKP lebih besar atau sama dengan 93,32 persen dan kurang dari 97,03 persen. Keamanan pangan rawan tetapi masih aman dikonsumsi jika SKP kurang dari 93,32 persen dan lebih besar atau sama dengan 62,17 persen. Keamanan pangan rawan dan tidak aman dikonsumsi jika SKP kurang dari 62,17 persen. Makanan kudapan yang mampu menyumbangkan energi terbesar ialah bala-bala (160,27 Kal/potong) dan penyumbang protein terbesar ialah buras (4,64 gr/potong). Seluruh jenis makanan kudapan di kedua SD tidak memenuhi syarat gizi PMT-AS apabila diberikan satu potong per siswa. Biaya pembuatan makanan kudapan berkisar antara Rp 53,85/potong - Rp 144,28/potong. Dilihat dari aspek biaya, maka dana yang disediakan oleh pemerintah yaitu sebesar Rp 550/siswa per sekali pemberian masih dapat digunakan untuk pembuatan 2-3 jenis makanan kudapan per sekali pemberian untuk tiap siswa dan jenisnya dapat dikombinasikan. Kadar energi makanan kudapan berdasarkan pengkombinasian berkisar antara
305,68 Kal-355,47 Kal, sedangkan kadar protein berkisar antara 5,04 gr-7,44 gr. Secara umum sanitasi lingkungan dan higiene pemasak masih kurang baik. Pemasak tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah dari WC dan langsung menyentuh makanan tanpa alat penjepit. Beberapa peralatan memasak tampak kotor ..dst
Collections
- UT - Nutrition Science [2918]