Show simple item record

dc.contributor.advisorNurtama, Budi
dc.contributor.advisorRahayu, Winiati Pudji
dc.contributor.authorSolikhah, Aris
dc.date.accessioned2023-11-15T01:53:35Z
dc.date.available2023-11-15T01:53:35Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132242
dc.description.abstractInformasi perilaku dan pengetahuan konsumen terhadap keamanan pangan, khususnya produk mie dan tahu, dapat digunakan sebagai referensi dalam upaya mengubah perilaku dan penyadaran masyarakat mengenai keamanan pangan. Selain itu pula secara tak langsung membantu upaya pemerintah dalam memutuskan rantai perdagangan bahan kimia berbahaya. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perilaku dan pengetahuan keamanan pangan konsumen produk mie dan tahu, disamping itu juga mempelajari penyampaian informasi keamanan pangan serta hubungan antar variabel penelitian, dengan menggunakan metode penyebaran kuesioner kepada konsumen di Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan pada 3 kelompok daerah yang berpenduduk prasejahtera dan sejahtera I, yaitu dengan tingkat daerah prasejahtera dan sejahtera I tinggi (daerah I), sedang (daerah II), dan rendah (daerah III). Dari 100 responden yang menyatakan mengetahui BTP sebanyak 86 orang. Responden yang mengetahui peraturan BTP sebanyak 44 orang (51.2%) yang tersebar di daerah I sebanyak 15 orang (37%), daerah II 21 orang (72.4%), dan daerah III 4 orang (23.5%). Dari konsumen yang menyatakan mengetahui peraturan konsumen tersebut, daerah I sebanyak 12 orang (87.7%), daerah II sebanyak 13 orang (61.9%) dan di daerah III menyatakan 4 orang (100%) menyatakan BTP aman. Dan diantaranya pernah menggunakan BTP dalam pengolahan pangan dengan suatu takaran. Dari 100 konsumen mayoritas menyatakan tidak mengetahui bahan kimia berbahaya yakni daerah I (70%), daerah II (54.4%) dan daerah III (80%). Hanya 31 orang yang menyatakan mengetahui bahan kimia berbahaya. Dari 31 orang tersebut yang mengetahui bahayanya dari 3 jenis bahan kimia berbahaya hanya sedikit. Sehingga wajar jika masih ada konsumen di ketiga daerah yang mengatakan menggunakan bahan kimia berbahaya dalam pangan, yakni sekitar 10%. Perilaku konsumen yang memilih mie basah yang berwarna kuning merupakan perilaku keamanan pangan yang kurang baik. Konsumen di daerah I lebih menyukai mie yang agak kenyal, sedangkan di daerah II dan daerah III lebih menyukai mie yang kenyal. Hampir semua konsumen di ketiga daerah pernah mengkonsumsi mie basah, yaitu daerah I (97.9%), daerah II (93.9%) dan bahkan daerah III (100%). Rata-rata konsumen ketiga daerah lebih memilih menyimpan mie basahnya pada suhu kamar. Ternyata mie instan lebih sering dikonsumsi konsumen di ketiga daerah. Proporsi/frekuensi konsumsi mie bakso (32%) dan mie ayam (35%) tertinggi dilakukan setiap seminggu sekali. Daerah I lebih sering mengkonsumsi mie bakso dan mie ayam dibanding daerah II dan III. Sedangkan mie soto dikonsumsi sebulan sekali. Sebanyak 34% konsumen di daerah I dan 18.2% di daerah II mengatakan mereka pernah mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi mie basah....id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcTeknologi Pertanianid
dc.subject.ddcTeknologi Panganid
dc.titlePerilaku pengetahuan keamanan pangan konsumen keluarga prasejahtera dan sejahtera I dari produk mie dan tahuid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordMieid
dc.subject.keywordTahuid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record