Show simple item record

dc.contributor.advisorFardiaz, Dedi
dc.contributor.advisorAndarwulan, Nuri
dc.contributor.authorIstikasari, Laksmi
dc.date.accessioned2023-11-14T06:23:59Z
dc.date.available2023-11-14T06:23:59Z
dc.date.issued2004
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132139
dc.description.abstractAdanya isu mengenai pencemaran logam berat di Kecamatan Nanggung dan dampaknya terhadap bahan pangan khususnya beras cukup meresahkan sehingga dibutuhkan informasi tentang tingkat pencemaran logam berat tersebut. Wilayah Bogor Barat memiliki pertambangan emas yang terpusat di sekitar Gunung Pongkor, Kecamatan Nanggung. Di daerah ini banyak terdapat aktivitas penambangan dan pengolahan emas tanpa izin. Limbah hasil pengolahan emas tersebut banyak mengandung logam-logam berat beracun dan berbahaya serta dibuang langsung tanpa pengolahan lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi desa-desa yang masih memiliki aktivitas pengolahan emas tanpa izin serta lahan-lahan pertanian yang berdekatan dengan lokasi tersebut, mendapatkan informasi mengenai pola konsumsi masyarakat, mengetahui seberapa besar rendemen penggilingan padi asal Kecamatan Nanggung, mengetahui seberapa besar kadar logam berat seperti Pb, Cd, Cu, Fe, dan Hg pada beras, dedak, tanah, dan air disekitar lokasi pengolahan emas, memperoleh data tingkat pencemaran logam berat tersebut serta peta cemaran logam berat pada beras di Kecamatan Nanggung. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu Inventarisasi desa- desa di Kecamatan Nanggung yang memiliki aktivitas pengolahan emas tanpa izin, Inventarisari lahan pertanian dan pemetaan lokasi lahan pertanian di sekitar aktivitas pengolahan emas tanpa izin, pengambilan dan persiapan sampel. Pengamatan dilakukan dengan analisis kadar air, analisis kadar logam Pb, Cd, Cu, Fe, dan Hg menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil analisis digunakan untuk membuat peta cemaran logam berat pada beras di Kecamatan Nanggung. Berdasarkan hasil survey lapang dari 10 desa di Kecamatan Nanggung aktivitas pengolahan emas tanpa izin sampai saat ini masih terlihat di beberapa desa yaitu Desa Parakan Muncang, Nanggung, Pangkal Jaya, Cisarua, Bantar Karet, Curug Bitung, dan Malasari. Tempat pengolahan emas umumnya terletak di samping rumah, di dekat lahan pertanian, ataupun di sungai. Berdasarkan hasil kuisioner yang didapat dengan wawancara terhadap 34 responden diketahui bahwa asal beras yang dikonsumsi penduduk adalah 52.94 % berasal dari sawah milik sendiri, 11.77 % dari Pasar Nanggung, 23.81 % dari warung sekitar, dan 5.88 % dari supermarket di luar Kecamatan Nanggung. Frekuensi makan masyarakat di daerah ini bervariasi, setengah dari responden mengkonsumsi nasi tiga kali dalam sehari, 44.12 % hanya 2 kali dan 5.88% mengkonsumsi lebih dari tiga kali. Jumlah yang dikonsumsi setiap kali makan oleh 82.35% responden adalah sekitar 150-250 g. 11.77% mengkonsumsi 250 350 g, dan 5.88 % mengkonsumsi 350 450 g nasi. Persentase rata-rata - rendemen penggilingan gabah asal Kecamatan Nanggung adalah 58.02 % beras, 14.64 % dedak dan bekatul, 22.76 % sekam, dan 4.58% bagian yang hilang...id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural Universityid
dc.subject.ddcTeknologi Pertanianid
dc.subject.ddcTeknologi Panganid
dc.titleStudi pencemaran logam berat (Pb,Cd,Cu,Fe dan Hg) pada beras di daerah pengolahan emas tanpa izin, kecamatan Nanggung, kabupaten Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordLogam beratid
dc.subject.keywordBerasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record