Pengaruh program pemberian ransum dan kandungan monensin terhadap bobot hidup dan kualitas karkas ayam broiler umur 4 minggu
View/ Open
Date
2004Author
Sabtiadi, Yoki
Suci, Dwi Margi
Hermana, Widya
Metadata
Show full item recordAbstract
Program pemberian ransum (feeding program) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan ayam broiler disamping seleksi genetik (breeding) dan kegiatan operasional (management). Bobot hidup dan kualitas karkas yang tinggi dengan tingkat mortalitas yang rendah dan efisiensi pakan yang tinggi mengindikasikan keberhasilan usaha peternakan ayam broiler. Ayam broiler sangat rentan terhadap serangan penyakit terutama pada periode awal pertumbuhan dan salah satunya adalah koksidiosis. Oleh karena itu, imbuhan pakan (feed additives) yang bersifat mencegah terjadinya koksidiosis secara umum ditambahkan ke dalam ransum dan salah satunya adalah monensin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari program pemberian ransum yang berbeda dan pengaruh penambahan monensin 100 mg/kg terhadap bobot dan kualitas karkas ayam broiler umur 4 minggu.
Ransum disusun dengan nilai imbangan energi dan protein berdasarkan rekomendasi Scott et al. (1982) yaitu 3.004,47 kkal/kg dan protein 24,89 % (0-2 minggu) dan 3.091,04 kkal/kg dan 20,80 % (2-4 minggu) dan berdasarkan rekomendasi NRC (1971) yaitu 3.205,98 kkal/kg dan 23,12 % (0-4 minggu). Ransum diberikan pada ayam broiler dari umur sehari (DOC) hingga umur 4 minggu berdasarkan periode pemberian ransum yang direkomendasikan. Ransum dan air minum diberikan ad libitum.
Penelitian terdiri dari 2 x 2 perlakuan dengan 3 ulangan yaitu program pemberian ransum menurut Scott et al. (1982) dengan dan tanpa penambahan monensin 100 mg/kg dan menurut NRC (1971) dengan dan tanpa penambahan monensin 100 mg/kg. Data di analisa menggunakan Analisa Ragam (ANOVA) untuk Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (RAL Faktorial), jika memberikan hasil yang nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan untuk melihat perbedaan antar perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pemberian ransum menurut Scott
et al. (1982) menghasilkan bobot hidup, persentase bobot karkas dan persentase
hobot ofal terdiri dari persentase bobot darah, total organ dalam, total kepala, leher
dan kaki dan lemak abdominal yang tidak berbeda nyata (P>0,05) kecuali untuk
persentase bobot bulu nyata lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan program pemberian
Tansum menurut NRC (1971). Penambahan monensin 100 mg/kg menghasilkan
bobot hidup, persentase bobot karkas dan persentase ofal yang tidak berbeda nyata
(p>0,05) dibandingkan tanpa kandungan monensin (0 mg/kg). Program pemberian
ransum dan penambahan monensin tidak memperlihatkan interaksi terhadap bobot
hidup, persentase bobot karkas dan persentase ofal. Secara umum program
emberian ransum menurut Scott et al. (1982) dan NRC (1971) sesuai untuk
emeliharaan ayam broiler hingga umur 4 minggu dan tidak perlu dilakukan
penambahan monensin 100 mg/kg sebagai antikoksidia (koksidiostat) ditinjau dari
obot hidup dan kualitas karkas yang dihasilkan tidak berbeda nyata.