Pemanfaatan Feses Domba Sebagai Alternatif Sumber Mikroba Pengganti Mikroba Cairan Rumen Didalam Metode Fermentabilitas dan Kecernaan in vitro
View/ Open
Date
2005Author
Very, Risnaldi Syofia
Tjakradidjaja, Anita S.
Permana, Idat G.
Metadata
Show full item recordAbstract
Nilai kecernaan suatu pakan merupakan salah satu indikator terbaik dari nilai
nutrisi. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kecemaan
pakan. Metode Tilley dan Terry telah dilakukan secara ekstensif dalam bidang
peternakan. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui nilai fermentabilitas
dan kecernaan bahan makanan dengan menggunakan cairan rumen sebagai sumber
inokulum. Walaupun metode ini telah banyak diterapkan, namun terdapat beberapa
masalah dan kelemahan dalam penggunaannya. Beberapa permasalahan yang
ditemukan dari penggunaan cairan rumen sebagai sumber inokulum antara lain (1)
sulitnya mempertahankan kondisi anaerob untuk koloni bakteri tanpa menggunakan
peralatan rumit, (2) penyediaan dan pemeliharaan ternak berfistula memerlukan
biaya yang mahal dan juga terbatasnya jumlah ternak berfistula yang dapat
dipelihara, (3) pembuatan lubang fistula pada ternak menimbulkan kontroversi
dengan kesejahteraan hewan (animal welfare). Alternatif pengganti yang ditawarkan
antara lain dengan menggunakan feses domba sebagai pengganti sumber rnikroba
cairan rumen.
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mempelajari
pemanfaatan feses domba sebagai alternatif sumber inokulum pengganti cairan
rumen didalam metode in vitro. Dua percobaan dilakukan untuk mendapatkan rasio
optimum campuran feses domba dengan larutan buffer dan menggunakan rasio
tersebut pada beberapa jenis pakan.
Rancangan percobaan yang digunakan untuk percobaan pertama adalah
Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan pola 4x4 dengan 3 kelompok periode
pengambilan feses domba. Faktor A adalah perlakuan lama waktu feses dalam
kondisi aerob pada suhu ruang (0, 1, 2, dan 3 jam), sedangkan faktor B adalah
perlakuan rasio campuran antara feses domba dcngan larutan buffer ( 1: 10, 1 :20, 1:30
dan 1 :40 b/v). Pad a percobaan kedua juga digunakan Rancangan Acak Kelompok
Faktorial dengan pola 8x2x3 dengan 3 kelompok periode pengambiian cairan rumen
dan feses domba. Adapun yang menjadi faktor A adalah perlakuan pakan yaitu
rumput gajah, rumput lapang, jerami padi, serat sawit, leucaena, gamal, konsentrat 1
dan konsentrat 2. Sedangkan faktor B adalah perlakuan sumber inokulum yaitu
cairan feses domba (CFD) dan cairan rumen domba (CRD). Perlakuan lama waktu
fermentasi 1, 2 dan 3 jam merupakan faktor C. Peubah yang diamati adalah
konsentrasi NH3 dan VFA (volatile fatty acid), koefisien cerna bahan kering (KCBK)
dan bahan organik (KCBO).
Dari hasil penelitian pertama diketahui bahwa sumber inokulum yang
memiliki rasio campuran feses dengan larutan buffer 1:20 (b/v) merupakan yang
optimum untuk mengukur kecernaan. Tidak ada pengaruh yang nyata dari perlakuan
lama aerob feses pada suhu ruang terhadap peubah yang diamati. Tidak ditemukan
adanya interaksi yang berbeda nyata antar faktor pelakuan.
Basil percobaan kedua menunjukkan, bahwa tidak ada pengaruh nyata
perlakuan sumber inokulum terhadap KCBK dan KCBO. Perlakuan sumber
inokulum sangat nyata (P<0,01) mempengaruhi konsentrasi VFA dan NH3.
Perlakuan pakan sangat nyata (P<0,01) mempengaruhi KCBK, KCBO, konsentrasi
VFA dan NH3. Kcinsentrasi VFA sangat nyata (P<0,01) dipengaruhi oleh perlakuan
lama fermentasi. Interaksi antara perlakuan sumber inokulum dan pakan sangat
berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap KCBO, konsentrasi VFA dan NH3• Interaksi
perlakuan pakan dan lama fermentasi sangat berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap
konsentrasi VF A. Interaksi antara perlakuan sumber inokulum, pakan, dan lama
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsentrasi VFA.
Cairan feses domba dapat menggantikan cairan rumen domba dalam proses
pengukuran kecernaan dan fermentabilitas bahan makanan. Campuran feses domba
dengan larutan buffer buatan optimal yang digunakan dalam metode in vitro Tilley
dan Terry adalah I :20 (b/v).