Evaluasi Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Galah Macrobrachium rosenbergii De Man Strain Sulawesi, Jawa, dan Jenerik pada Media Asam.
Abstract
Ditengah tuntutan untuk meningkatkan produktivitasnya, sektor akuakultur menghadapi tantangan semakin sempitnya lahan di darat dan ancaman hujan asam yang meningkat akibat perindustrian dan perubahan iklim global. Tetapi sektor akuakultur juga mendapatkan peluang untuk ekstensifikasi dengan adanya lahan gambut yang luas dan belum banyak dimanfaatkan dan juga harapan untuk mengembangkan udang galah di air asam dengan adanya pemuliaan udang galah yang sedang dilakukan. Sebagai informasi, udang galah merupakan krustasea air tawar yang mempunyai harga mahal dan permintaan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelangsungan hidup dan pertumbuhan 3 strain udang galah yaitu Sulawesi, Jawa dan Jenerik yang dipelihara di pH asam. Penelitian ini dilakukan selama 30 hari, dengan menggunakan udang galah tokolan strain Sulawesi, Jawa dan Jenerik dengan bobot awal berturutturut 0,45±0,26 gram, 0,23±0,15 gram, 0,18±0,04 gram dan panjang awal berturut-turut 3,77±0,6 cm, 3,05±0,64 cm, 2,88±0,24 cm. Udang yang digunakan pada masing-masing strain adalah 6 individu x 3 ulangan untuk masing-masing perlakuan media pemeliharaan asam (memiliki nilai pH 5) dan normal (memiliki nilai pH 7). Udang dipelihara pada akuarium yang berukuran 20 x 20 cm2 dengan volume air 4 liter. Masing-masing individu udang dipelihara pada lubang shelter yang terbuat dari pipa PVC yang disusun seperti sarang lebah. Air pemeliharaan asam dibuat dengan menambahkan 25 gram daun ketapang kering yang telah disimpan selama 1 bulan dan dipotong dengan ukuran 2 cm kedalam 4 liter air dengan tetap memberikan aerasi dan didiamkan selama 4 hari sebelum penelitian. Selama pemeliharaan, udang diberi pakan 10% dari biomassa setiap hari. Sifon dilakukan 3 hari sekali dan ganti air dilakukan setiap 10 hari. Kelangsungan hidup diamati setiap hari, bobot dan panjang udang setiap 15 hari dan kualitas air setiap 10 hari. Persentase kelangsungan hidup udang galah pada semua strain tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada pemeliharaan pH 5 dan 7 selama pemeliharaan 10 hari. Sedangkan pada udang galah strain Jawa berlanjut sampai akhir penelitian (30 hari pemeliharaan). Laju pertumbuhan udang galah strain Jawa dan Jenerik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata baik bobot maupun panjangnya selama 30 hari pemeliharaan, sedangkan udang galah strain Sulawesi yang dipelihara di media asam memiliki nilai laju pertumbuhan bobot yang lebih rendah daripada yang dipelihara pada air pemeliharaan normal. Udang galah strain Jawa memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap media asam dibandingkan dengan udang galah strain Jenerik dan Sulawesi
Collections
- UT - Aquaculture [2043]