Strategi penguatan organisasi rantai nilai di Pabrik Gula Ngadiredjo (PTPN X)
View/ Open
Date
2012Author
Prameswari, Angietha Putri
Fewidarto, Pramono D.
Metadata
Show full item recordAbstract
Gula adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dan saat ini
tingkat produksi gula tidak mampu mencukupi permintaan gula nasional.
PG.Ngadiredjo sebagai salah satu unit pengolahan tebu dibawah naungan PTPN X
juga turut mengalami penurunan jumlah produksi gula pada akhir musim giling
2011 lalu. Penanganan permasalahan pasokan tebu menjadi suatu hal yang layak
untuk dipertimbangkan dalam mengembangkan industri gula, terutama dalam
rangka mengurangi jumlah impor gula dengan meningkatkan produksi gula
nasional. Analisa terhadap rantai pasok dalam industri gula menjadi salah satu cara
untuk mendeteksi permasalahan yang ada dan memberikan solusi penanganannya,
sesuai kondisi masing - masing pelaku dalam rantai pasok. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi struktur serta indikator nilai pada rantai pasok produk gula
PG Ngadiredjo, menganalisis kondisi rantai nilai pada lingkup PG Ngadiredjo,
dan memberikan alternatif strategi penguatan sistem rantai nilai di PG Ngadiredjo.
Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data
primer menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat kepentingan dan skor
yang merupakan pendapat dari pelaku rantai pasok, dan data sekunder mengenai
cara produksi dan tingkat produksi gula. Metode pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian adalah metode cluster dan convenience untuk
responden petani, dengan jumlah sampel sebanyak 67 orang petani dari wilayah
Kabupaten Kediri dan 27 orang petani dari wilayah Kabupaten Blitar. Metode yang
digunakan dalam analisis adalah statistika deskriptif dan Analytical Hierarchy
Process (AHP) dengan pakar dari pihak petani, koperasi, PG Ngadiredjo dan
pakar independen.
Analisa statistika deskriptif menunjukkan tingkat kepentingan yang paling
tinggi dari hubungan petani – pabrik, petani – koperasi, dan koperasi -
perbankan adalah nilai keadilan. Namun, masih ada kesenjangan antara tingkat
kepentingan dan hasil penilaian (skor) dari nilai – nilai dari setiap pelaku rantai
pasok. Hal ini perlu mendapat perhatian, karena ketidakharmonisan pelaku dalam
rantai nilai di wilayah kerja PG Ngadiredjo dan dapat memicu ketidakpuasan
pelaku rantai pasok tersebut dalam organisasi rantai nilai di PG Ngadirejo.
Tingkat kepentingan tertinggi kedua adalah nilai tambah diikuti nilai
transparansi, nilai kebersamaan dan kepedulian serta tingkat kepentingan
terendah adalah nilai keterikatan moral dan hukum. Dari seluruh nilai – nilai yang
ada, skor yang diberikan oleh pelaku rantai pasok masih berada dibawah tingkat
kepentingan yang artinya ada kesenjangan yang dapat membuat pelaku rantai pasok
tidak ingin mempertahankan posisinya di dalam rantai dikemudian hari.
Hasil tabulasi silang untuk nilai transparansi dilakukan pada variabel luas
areal (petani) dengan nilai transparansi terhadap pabrik dan nilai transparansi
terhadap koperasi. Tabulasi silang nilai keadilan dilakuakn pada variabel lama
memasok (petani) dengan keadilan kompensasi yang didapatkan, nilai keterikatan
moral dan hukum dilakukan tabulasi silang antara lama memasok (petani) dengan
loyalitas ke pabrik dan koperasi. Beberapa tabulasi silang yang dilakukan terhadap
beberapa variabel hasilnya tidak signifikan yang berarti meskipun diduga ada
keterkaitan antara variabel – variabel tersebut, tetapi masih ada faktor lain seperti
rendahnya pengetahuan petani sehingga pendapat mereka cenderung sama, atau
kurangnya usaha pabrik untuk mempertahankan rantai pasok yang ada.
Berdasarkan analisis penilaian ahli dengan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) menunjukkan strategi meningkatkan dan memudahkan komunikasi
antar pihak berkepentingan sebagai alternatif strategi dengan bobot tertinggi dan
dapat disarankan menjadi strategi yang dapat dilakukan untuk memperkuat
organisasi rantai nilai di PG Ngadiredjo
Collections
- UT - Management [3360]