Pengaruh pemberian teh hitam, teh hijau [Camelia sinensis var. assamica]. dan teh daun murbei [Morus kanva] serta campurannya terhadap gambaran mikroskopik jaringan pankreas tikus diabetesi akibat induksi aloksan
View/ Open
Date
2010Author
Ritonga, Dina Nikmatina
Damaynthi, Evy
Pontjo, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran
mikroskopik jaringan pankreas tikus diabetesi akibat induksi aloksan monohidrat
yang telah diberikan seduhan teh hitam, teh hijau dan teh daun murbei serta
campurannya melalui teknik histopatologi. Tujuan khusus dari penelitian ini
adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis kandungan fitokimia (katekin, theaflavin,
dan thearubigin) dari teh hitam dan teh hijau, (2) Membandingkan pengaruh
pemberian seduhan teh hitam, teh hijau dan teh daun murbei serta campurannya
terhadap kadar glukosa darah tikus diabetesi akibat induksi aloksan selama 8
dan 16 hari pengamatan, (3) Mengetahui perubahan morfologi umum secara
mikroskopis jaringan pankreas tikus diabetesi akibat induksi aloksan yang diberi
seduhan teh hitam, teh hijau dan teh daun murbei serta campurannya, (4)
Menghitung jumlah pulau Langerhans dan jumlah sel jaringan pankreas tikus
diabetesi akibat induksi aloksan yang diberi seduhan teh hitam, teh hijau dan teh
daun murbei serta campurannya.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai November 2009.
Pembuatan teh hijau, teh hitam dan teh daun murbei dan analisis kandungan
fitokimia teh hitam dan teh hijau dilaksanakan di Laboratorium Pusat Penelitian
Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Bandung. Pemeliharaan dan perlakuan pada
hewan percobaan dilakukan di Laboratorium Puslitbang Gizi Bogor serta analisis
histopatologi dilakukan Laboratorium Histopatologi Fakultas Kedokteran Hewan
(FKH) Institut Pertanian Bogor.
Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi bahan utama, antara
lain : teh hitam dan teh hijau jenis Camellia sinensis klon GMB 7 serta teh murbei
yang diperoleh dari laboratorium Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK)
Bandung. Aloksan dari Sigma (A7413-10G) untuk membuat tikus normal menjadi
diabetes, larutan Buffer Neutral Formalin (BNF) 10%, alkohol 70%, alkohol 80%,
alkohol 90%, alkohol 95%, alkohol absolut, xilol, parafin, aquades, pewarnaan
histologi Hematoksilin Eosin (HE) dan Kromium Hematoksilin Floksin (Gomori).
Peralatan yang digunakan adalah timbangan berat badan tikus, glukometer (One
Touch Ultra) untuk pengukuran kadar glukosa darah, spuit untuk menyuntikkan
aloksan, dan sonde untuk mencekokkan minuman, kandang tikus, alat bedah
(skalpel, gunting, pinset), mikrotom, gelas objek, cover glass, timbangan analitik,
dan mikroskop cahaya.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu
pembuatan teh hitam, teh hijau dan teh murbei. Pada tahap ini penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Bandung.
Tahap kedua yaitu dilakukan intervensi pada tikus percobaan yang telah
diinduksi dengan aloksan selama 8 dan 16 hari kemudian diukur kadar
glukosanya dan histologi pankreas. Sebanyak 42 ekor tikus jenis Sprague
Dawley umur 3 bulan digunakan dalam penelitian ini. Semua tikus dipelihara
terlebih dahulu kurang lebih 7 hari untuk penyesuaian lingkungan. Tikus
dikandangkan dengan pengaturan suhu (220C) dan kelembaban (55%). Ruangan
dikontrol dengan siklus 12 jam penerangan dan 12 jam gelap (Kim et al. 2006).
Collections
- UT - Nutrition Science [2872]