Bioavailabiltas mineral secara In Vitro dan kadar karoten jamu galohgor: produk jamu untuk kesehatan ibu nifas dan menyusui dari Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor
Abstract
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari bioavailabilitas
mineral secara in vitro dan kandungan beta karoten pada produk jamu Galohgor.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) Mempelajari komposisi bahan-bahan
yang digunakan untuk pembuatan jamu Galohgor, (2) Mempelajari proses
pembuatan jamu Galohgor, (3) Menganalisis kandungan zat gizi makro seperti
karbohidrat, lemak, protein, dan serat makanan yang terkandung dalam jamu
Galohgor, (4) Menganalisis kandungan zat gizi mikro yaitu mineral makro seperti
magnesium dan mineral mikro seperti besi, iodium, dan seng dalam jamu
Galohgor (5) Menganalisis kandungan beta karoten dalam jamu Galohgor, dan
(6) Menghitung bioavailabilitas mineral (magnesium, besi, dan seng) jamu
Galohgor secara in vitro.
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga Juni 2010. Bahan
baku pembuatan jamu yang terdiri dari berbagai jenis tanaman didapat dari
pembuat jamu Galohgor di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten
Bogor. Penimbangan bahan-bahan jamu disesuaikan dengan komposisi dari
penelitian sebelumnya (Pajar 2002 dan Roosita 2003). Pembuatan jamu
Galohgor menjadi bentuk serbuk jamu dilakukan di Pilot Plant Pusat Antar
Universitas, Institut Pertanian Bogor (IPB). Sebagian besar kegiatan penelitian
dilakukan di Laboratorium Kimia dan Analisis Makanan 1, 2, dan 3, Departemen
Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB. Pembacaan hasil
analisis mineral dilakukan di Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA), IPB.
Bahan baku jamu Galohgor terdiri atas 56 jenis tumbuhan obat yang
meliputi rempah-rempah; temu-temuan dan kacang-kacangan yang diambil
langsung dari Desa Sukajadi. Bagian tanaman yang digunakan bervariasi mulai
dari daun, akar dan batang. Alat-alat yang digunakan meliputi alat-alat untuk
pembuatan jamu Galohgor dan alat-alat untuk analisis. Alat-alat untuk
pembuatan jamu antara lain timbangan analitik merk Sartorius, pisau, baskom,
tampah, kertas, plastik, steamer, quencer (blender), drum dryer, penggilingan,
dan ayakan.
Alat-alat yang digunakan untuk analisis proksimat, mineral, karoten antara
lain alat gelas, cawan porselen, oven (98–100oC), desikator, timbangan analitik,
pemanas Kjeldahl lengkap, labu Kjeldahl, alat destilasi lengkap, alat ekstraksi
Soxhlet lengkap, alat pemanas listrik atau penangas uap, seperangkat saringan
Buchner, kertas saring Whatman 40, dan vorteks. Bahan kimia untuk analisis
meliputi H2SO4 pekat, Se-mix, NaOH-natrium tiosulfat, H3BO3, HCl, indikator,
heksana, HNO3, larutan stock standar 1000 mg/L, alkohol-NaOH 10%, petroleum
eter, Na2SO4, buffer fosfat, enzim thermamyl, pepsin, pankreatin, aseton, etanol
teknis, HCl, KNO3 1%, NaOH 0,1 N, arsenit 0,2 N, Ce(IV)NH4SO4 0,1 N, dan air
bebas ion. Instrumen Spektrofotometer Absorpsi Atom (AAS) digunakan untuk
pembacaan kadar mineral, sedangkan spektrofometer sinar tampak digunakan
untuk pembacaan kadar karoten.
Collections
- UT - Nutrition Science [3001]