Desain tungku biomassa pada alat pengering efek rumah kaca hybrid tipe rak
View/ Open
Date
2016Author
Rahari, Wahyudhi
Wulandani, Dyah
Agustina, Sri Endah
Metadata
Show full item recordAbstract
Proses pengeringan adalah proses yang penting dalam pengolahan hasil
pertanian. Proses pengeringan adalah salah satu proses dalam pengolahan pangan
yang bertujuan untuk menurunkan kadar air suatu bahan. Metode proses
pengeringan bisa dilakukan dengan cara : pengeringan menggunakan panas (Heat
drying), pengeringan vakum udara (Vacum drying) dan pengeringan beku (Freeze
drying). Salah satu alat yang digunakan pada metode pegeringan menggunakan
panas pengering mekanis. Salah satu jenis pengering mekanis yang saat ini
dikembangkan adalah pengering efek rumah kaca (ERK) dengan reneawble energy.
Pengering ERK ini masih hanya bergantung pada matahari sedangkan proses
pengeringan harus dilakukan secara terus menerus sehingga diperlukan sumber
panas lainnya.. Pengering ERK hybrid adalah pengering mekanis yang
menggunakan lebih dari satu sumber energi panas. Salah satu sumber energi panas
tambahan yang digunakan adalah tungku biomassa. Beberapa jenis pengering ERK
hybrid telah banyak di rancang oleh para ahli. Namun beberapa rancangan yang
telah dirancang belum memberikan perfoma yang memuaskan. Salah satu faktor
penyebabnya adalah perfoma tungku yang belum optimal (efisiensi rendah). Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk merancang tungku biomassa dan menguji
operasional tungku tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perancangan
tungku dan metode pengujian kinerja tungku. Pengujian kinerja tungku dilakukan
menjadi dua tahap, yaitu uji pendahuluan dan uji operasional. Uji pendahuluan
dilakukan untuk mengetahui pola operasional tungku, sedangkan uji operasional
dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi tungku. Tungku dibuat dari pelat baja
ringan dengan ketebalan 2 mm menggunakan dua dinding. Dinding pertama adalah
kombinasi dari silinder dan kubus. Di sisi lain, dinding tungku kedua menggunakan
bata merah dengan ketebalan 30 mm. Dinding kedua terbuat dari batu bata merah
yang diletakkan di sekitar kaki pengering untuk menjebak panas yang hilang dari
dinding pertama.
Tungku dioperasikan untuk mengeringkan produk sawut ubi jalar dengan
kapasitas 18 kg dari kadar air 65% sampai 9% dengan suhu target yang akan dicapai
dalam ruang pengering antara 40o C-50 ° C. Uji pendahuluan dilakukan baik di
malam hari maupun pagi hari. Uji pendahuluan pagi hari menunjukkan laju bahan
bakar tungku sebesar 1.7 kg / jam sedangkan uji pendahuluan pada malam hari
menunjukkan laju bahan bakar tungku sebesar 1.5 kg / jam. Berdasarkan hasil uji
operasional panas efektif total (Qet) yang dihasilkan sebesar 39982.41 kJ dengan
efisiensi tungku dari 27.20 %. Nilai suhu maksimum yang dicapai tungku sebesar
800 oC. Nilai dari kehilangan panas selama proses pembakaran pada permukaan
dinding tegak (QL11 dan QL12) sebesar 26466.21 kJ dan di bagian bawah dinding
(QL21 dan QL22) sebesar 882.52 kJ. Sedangkan kehilangan energi pada pintu masuk
tungku (QL3) sebesar 669707.86 kJ.