Uji Patogenisitas Bakteri Vibrio parahaemolyticus pada Udang Vaname Litopenaeus vannamei
Date
2023-10Author
Kautsar, Badar
Widanarni, Widanarni
Wahjuningrum, Dinamella
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu penyakit yang sering menyerang budidaya udang adalah
vibriosis, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio sp. termasuk Vibrio
parahaemolyticus. Strain tertentu V. parahaemolyticus yang memiliki gen pirA
pirB menjadi penyebab penyakit acute hepatopankreatic nekrosis disease
(AHPND). Penelitian ini bertujuan untuk menguji patogenisitas bakteri V.
parahaemolyticus pada udang vaname. Uji tantang dilakukan dengan
menggunakan udang vaname berukuran 0.9±0.1 g dengan kepadatan bakteri (104
CFU mL-1
) yang didapat dari uji LC50. Penelitian menggunakan rancangan acak
lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan, yaitu udang vaname yang tidak
diinfeksi V. parahaemolyticus (K), udang vaname yang diinfeksi V.
parahaemolyticus dari Tasikmalaya (Vp-1), dan udang vaname yang diinfeksi V.
parahaemolyticus dari Situbondo (Vp-2). Parameter yang diamati terdiri atas
konfirmasi V. parahaemolyticus dan AHPND, tingkat mortalitas, gejala klinis,
populasi bakteri, total haemocyte count, aktivitas fagositik, respiratory burst,
aktivitas phenoloxydase, serta histopatologi hepatopankreas dan usus. Isolat Vp-1
dan Vp-2 teridentifikasi sebagai V. parahaemolyticus strain AHPND yang
menginfeksi udang vaname dengan gejala klinis berupa hepatopankreas yang
pucat, usus kosong, serta pergerakan tidak aktif. Kerusakan pada tingkat jaringan
terlihat banyak nekrosis pada organ hepatopankreas dan usus, serta menyebabkan
kematian hingga 73,33-81,67% dengan rata-rata waktu kematian 24,28-65,44 jam. A disease that often affects shrimp farming is vibriosis, which is caused by infection with Vibrio sp. including Vibrio parahaemolyticus. A specific strain of V. parahaemolyticus that has the pirA pirB gene causes acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND). This study aims to test the pathogenicity of V. parahaemolyticus bacteria in white shrimp. The challenge test was conducted using shrimp measuring 0,9 ± 0,1 g with bacterial density (10^4 CFU mL-1) obtained from the LC50 test. The study used a completely randomized design with three treatments and three replicates, namely white shrimp not infected with V. parahaemolyticus (K), white shrimp infected with V. parahaemolyticus from Tasikmalaya (Vp-1), and white shrimp infected with V. parahaemolyticus from Situbondo (Vp-2). Parameters observed consisted of confirmation of V. parahaemolyticus and AHPND, mortality rate, clinical signs, bacterial population, total haemocyte count, phagocytic activity, respiratory burst, phenoloxydase activity, and hepatopancreas and gut histopathology. Isolates Vp-1 and Vp-2 were identified as V. parahaemolyticus strain AHPND infecting white shrimp with clinical signs of pale hepatopancreas, empty gut, and inactive movement. Damage at the tissue level showed a lot of necrosis in the hepatopancreas and gut, and caused mortality up to 73,33-81,67% with an average mortality time of 24,28-65,44 hours.
Collections
- UT - Aquaculture [2055]