Hubungan pengetahuan gizi ibu, PHBS dan konsumsi balita dengan status gizi balita (TB/U) di perdesaan dan perkotaan
View/ Open
Date
2010Author
Yulianti, Risda
Anwar, Faisal
Ekayanti, Ikeu
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis hubungan
pengetahuan gizi ibu, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan konsumsi
balita dengan status gizi balita (TB/U) di perdesaan dan perkotaan Bogor. Secara
khusus bertujuan untuk : (1) mengidentifikasi karakteristik keluarga balita (umur
orang tua, besar keluarga, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
pendapatan keluarga, riwayat kehamilan ibu) dan karakteristik balita (umur, jenis
kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat pemberian ASI); (2)
mengidentifikasi pola konsumsi balita (kebiasaan makan, frekuensi makan,
tingkat kecukupan energi dan zat gizi); (3) menganalisis hubungan pengetahuan
gizi ibu dengan status gizi balita (TB/U); (4) menganalisis hubungan PHBS
dengan status gizi balita (TB/U); (5) menganalisis hubungan status kesehatan
balita dengan status gizi balita (TB/U); (6) menganalisis hubungan tingkat
kecukupan energi dan zat gizi balita dengan status gizi balita (TB/U); (7)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita (TB/U).
Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional study.
Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juni 2010 di Desa Babakan,
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan Kelurahan Sindangbarang,
Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Kriteria sampel adalah balita berusia 24-59
bulan dan diasuh oleh ibu kandung. Penarikan sampel dilakukan secara acak.
Jumlah balita yang menjadi sampel penelitian adalah 79 balita.
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan alat bantu
kuesioner meliputi : data karakteristik keluarga, karakteristik balita, pengetahuan
gizi ibu balita, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pola konsumsi balita,
status kesehatan balita. Sedangkan status gizi balita menurut TB/U diperoleh
melalui pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise. Data sekunder yang
dikumpulkan berupa gambaran kedua daerah penelitian.
Sebesar 75,6% ayah balita dan 73,4% ibu balita termasuk dewasa madya
(30-49 tahun). Rata-rata besar keluarga di perdesaan lebih banyak dibandingkan
di perkotaan. Ayah dan ibu balita umumnya berpendidikan SLTA. Sebesar 24,4%
ayah di perdesaan dan 28,9% ayah di perkotaan bekerja sebagai buruh. Sebesar
73,2% ibu perdesaan dan 89,5% di perkotaan tidak bekerja. Kurang dari separuh
keluarga di perdesaan (39%) dan di perkotaan (28,9%) termasuk keluarga
miskin. Umur ibu ketika hamil berkisar antara 19-45 tahun dan rata-rata 27,8
tahun. Jumlah kehamilan ibu berkisar antara 1-6 kali dan rata-rata 2,3 kali.
Sebagian kecil ibu (13,9%) memiliki jarak kehamilan berisiko (< 2 tahun).
Lebih dari separuh balita (57%) adalah perempuan. Hampir separuh
balita (43%) berada pada kisaran umur 36-47 bulan. Hampir seluruh ibu di
perdesaan (92,7%) dan sebagian besar ibu di perkotaan (86,8%) telah
memberikan kolostrum kepada balitanya. Sebesar 44,7% ibu di perkotaan
memberikan ASI saja selama 6 bulan pada balitanya sedangkan di perdesaan
hanya 36,6%. Lebih dari separuh ibu di perdesaan (56,1%) dan di perkotaan
(60,5%) telah memberikan ASI kepada balita selama 24 bulan atau lebih.
Hampir seluruh balita di perdesaan (95,1%) dan di perkotaan (94,7%)
mengonsumsi beras dengan frekuensi selalu (lebih dari 1 kali sehari). Sebesar
46,3% balita di perdesaan dan 36,8% balita di perkotaan mengonsumsi susu
lebih dari 1 kali sehari. Sebesar 39% balita di perdesaan dan 36,8% balita di
perkotaan mengonsumsi telur dengan frekuensi sering (1 kali sehari). Sayur
bayam dan sayur sop dikonsumsi oleh balita dengan frekuensi 3 kali seminggu.
Buah-buahan relatif lebih jarang dikonsumsi dibandingkan sayuran dengan
frekuensi 1-2 kali seminggu. Biskuit, permen, dan chiki merupakan makanan
jajanan yang paling banyak dikonsumsi oleh balita dengan frekuensi lebih dari 1
kali sehari. Kecap menjadi jenis pangan lain-lain yang paling banyak dikonsumsi
balita dengan frekuensi selalu (lebih dari 1 kali sehari) yaitu 31,7% balita di
perdesaan dan 21,1% balita di perkotaan.
Collections
- UT - Nutrition Science [2989]