Pengaruh pemberian seduhan teh hitam, teh hijau (camellia sinensis), teh daun murbei (Morrus kanva) dan campurannya terhadap pengendalian glukosa darah dan urin tikus hiperglikemik
View/ Open
Date
2010Author
Nurhikmah, Vita
Suprihatini, Rohayati
Kustiyah, Lilik
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pemberian
seduhan teh hitam, teh hijau, teh daun murbei, campuran teh hitam dan teh daun
murbei, serta campuran teh hijau dan teh daun murbei terhadap pengendalian
glukosa darah dan urin pada tikus hiperglikemik. Tujuan khusus penelitian ini
adalah untuk menganalisis kadar glukosa darah tikus; menganalisis kadar
glukosa pada urin tikus; melakukan pemeriksaan makroskopik (volume, berat
jenis, dan pH) pada urin tikus; menganalisis pengaruh pemberian seduhan teh
terhadap kadar glukosa urin tikus; menganalisis hubungan antara kadar glukosa
darah dengan kadar glukosa urin, kadar glukosa darah dengan volume urin,
kadar glukosa darah dengan volume air minum, dan volume air minum dengan
volume urin pada tikus.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Oktober 2009. Pembuatan
teh hitam, teh hijau, dan teh daun murbei dilakukan di Pusat Penelitian Teh dan
Kina (PPTK) Gambung, Bandung. Pemeliharaan, pemberian perlakuan pada
tikus, serta pemeriksaan kadar glukosa dan makroskopik urin dilakukan di
Laboratorium Hewan Percobaan, Puslitbang Gizi dan Makanan, Bogor. Bahan
yang digunakan adalah teh hitam dan teh hijau (Camellia sinensis var. assamica
klon GMB 7), teh daun murbei (Morrus kanva), alloksan, tikus jantan jenis
Sprague dawley, dan ransum standar. Peralatan yang digunakan adalah spuit,
sonde, glukometer (Abbott Optium Omega Blood Glucose Monitoring System),
kandang metabolik, gelas ukur untuk mengukur volume urin selama 24 jam, dan
test strip for urinalysis (NOVAtest®) untuk mengukur kadar glukosa, pH, dan
berat jenis urin tikus.
Pembuatan semua jenis teh berdasarkan pada prosedur yang ada di
PPTK. Teh hitam dibuat dengan menggunakan metode oksidasi enzimatis,
sedangkan teh hijau dan teh daun murbei dibuat dengan metode non-oksidasi
enzimatis. Sebanyak 21 ekor tikus putih jantan jenis Sprague dawley umur 3
bulan dengan bobot tubuh 200-250 gram digunakan dalam penelitian ini. Semua
tikus dipelihara terlebih dahulu kurang lebih 7 hari untuk penyesuaian lingkungan.
Tikus dikandangkan dengan suhu ruangan. Ruangan dikontrol dengan siklus 12
jam penerangan dan 12 jam gelap (Kim et al 2006). Semua tikus dibagi menjadi
7 kelompok dan diberi perlakuan sebagai berikut : (1) Kontrol Positif (KP), tikus
normal dan tidak diberi perlakuan, (2) Kontrol Negatif (KN), tikus hiperglikemik
dan tidak diberi perlakuan, (3) TH, tikus hiperglikemik diberi seduhan teh hitam,
(4) TJ, tikus hiperglikemik diberi seduhan teh hijau, (5) TDM, tikus hiperglikemik
diberi seduhan teh daun murbei, (6) TH+TDM, tikus hiperglikemik diberi seduhan
campuran teh hitam dan teh daun murbei, dan (7) TJ+TDM, tikus hiperglikemik
diberi seduhan campuran teh hijau dan teh daun murbei. Selama perlakuan
berlangsung, semua kelompok tikus mendapatkan ransum dan air dalam
kemasan ad libitum. Dosis teh yang diberikan adalah sebanyak 1 mL/hari/100 g
BB. Masing-masing teh disiapkan dengan cara menyeduh 10 gram teh dengan
100 mL air panas selama kurang lebih 15 menit kemudian disaring dan diambil
filtratnya. Proporsi campuran yang digunakan adalah 1:1. Dalam satu kali dosis
pemberian (1 mL/hari/100 g BB), teh hitam mengandung EGCG sebesar 0,036
mg/100 g BB, theaflavin sebesar 1,119 mg/ 100g BB, dan thearubigin sebesar
12,86 mg/100 g BB, sedangkan teh hijau mengandung EGCG sebesar 4,447
mg/100 g BB.
Collections
- UT - Nutrition Science [3001]