Bionomi Aleurodicus dispersus Russell (Homoptera : Aleyrodidae) pada tanaman cabai, kacang hijau dan jambu biji
View/ Open
Date
1991Author
Maramis, Redsway T. D
Sosromarsono, Soemartono
Warouw, Jootje
Santoso, Teguh
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian biologi dilaksanakan di laboratorium Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado. Penelitian lapangan meliputi musuh alami
dan tanaman inang yang dilanjutkan dengan penelitian di labo-ratorium. Penelitian berlangsung selama lima bulan, sejak Oktober 1990 sampai Februari 1991.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui biologi, preferen- si peneluran dan musuh alami A. dispersus.
Telur yang diletakan pada tanaman cabai, kacang hijau dan jambu biji bervariasi dari 12 21 butir, rata-rata 15.2 butir - pada tanaman kacang hijau, 17.3 butir pada tanaman jambu biji dan 17.4 butir pada tanaman cabai. Demikian pula masa telur pada tanaman kacang hijau rata-rata 3.5 hari, cabai 3.7 hari dan jambu biji 5.0 hari.
Pada nimfa instar I, panjang tubuh + 0.3 mm, lebar + 0.15 Nimfa instar II panjang + 0.44 mm, lebar + 0.25 mm. Nimfa Nimfa instar mm. instar III panjang 0.58 mm, lebar + 0.34 mm. IV panjang ± 0.82 mm, lebar + 0.59 mm.
Panjung pupa ± 1.1 mm, lebar 0.8 mm. Rata-rata mass pupa pada ketiga jenis tanaman tidak berbeda nyata, yaitu pada tanaman jambu biji 5.1 hari, cabai 6.2 hari dan kacang hijau 5.9 hari.
Serangga imago tubuh ditutupi zat tepung lilin berwarna
putih. Panjang imago betina 1.57 mm, imago jantan ± 2.28
mm. Rata-rata lamanya hidup imago pada ketiga jenis tanaman
yaitu kacang hijau 9.8 hari, jambu biji 14.0 hari dan cabai
14.9 hari. Sedangkan daur hidup pada tanaman jambu biji rata-rata 32 hari, cabai 29.9 hari dan kacang hijau 31.5 hari.
Pada preferensi peneluran, tanaman kacang hijau kurang disukai image betina untuk meletakan telur dibanding dengan tanaman cabai dan jambu biji. Rata-rata jumlah telur yang diletakan yaitu tanaman kacang hijau 19 butir, cabai 24 butir dan jambu biji 66.33 butir.
Dari hasil pengamatan di lapangan ternyata predator se- mut merah menjadi dominan pada populasi A. dispersus. Hasil inokulasi di laboratorium ternyata rata-rata telur yang di- mangsa predator semut merah hanya 6.8 butir dengan persenta- se rata-rata 58.7 persen, sedang nimfa rata-rata 5.4 ekor dengan persentase rata-rata 54 persen.
Collections
- MT - Agriculture [3687]