Pengaruh prioritas konsumsi pangan dalam rumah tangga terhadap tingkat kecukupan gizi dan status gizi ibu: Studi kasus pada Desa peserta mandiri dan bukan peserta mandiri pangan di Kabupaten Pandeglang, Banten
Abstract
Berbagai hasil kajian di Indonesia telah mengakui pentingnya peran seorang ibu dalam membentuk sumberdaya manusia (SDM) yang lebih berkualitas. Namun kenyataannya, berbagai indikator kualitas SDM menunjukkan masih tingginya masalah gizi perempuan. Penyebab hal tersebut bukanlah kemiskinan semata, tetapi juga posisi sosial perempuan yang masih mengalami subordinasi di masyarakat. Misalnya, Suku Sunda, sebagai objek dalam penelitian ini, memiliki budaya makan yang cukup homogen, yakni dalam distribusi pangan antar anggota keluarga, para ibu lebih memprioritaskan anak dan suami mereka terlebih dahulu (Latifah 1985). Bertolak dari hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh prioritas konsumsi pangan dalam rumah tangga terhadap tingkat kecukupan gizi dan status gizi ibu pada desa peserta program mandiri pangan dan non mandiri pangan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Tujuan khusus penelitian ini antara lain: 1) mempelajari karakteristik rumah tangga (besar rumah tangga, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan pengeluaran rumah tangga), 2) menganalisis prioritas konsumsi pangan dalam rumah tangga, 3) menganalisis pola konsumsi pangan dalam rumah tangga (frekuensi dan berat konsumsi pangan) dan ibu (konsumsi pangan dan tingkat kecukupan gizi), 4) menganalisis status gizi ibu, 5) menganalisis pengaruh karakteristik rumah tangga dan prioritas konsumsi pangan ibu terhadap tingkat kecukupan gizi dan status gizi ibu. Disain penelitian adalah Cross Sectional Study. Penelitian dilaksanakan mulai akhir bulan Juli sampai dengan pertengahan bulan Agustus 2009, di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Contoh dipilih secara purposif dari setiap desa dengan kriteria: ibu rumah tangga yang terlibat dalam program ketahanan pangan dan kemiskinan dan program yang terkait ketahanan pangan dan kemiskinan minimal dua tahun, tidak tinggal satu atap dengan rumah tangga lain, serta bersedia untuk diwawancarai, Jumlah contoh penelitian sebanyak 107 rumah tangga, yakni 55 contoh berasal dari desa peserta mandiri pangan dan 52 contoh berasal dari desa bukan peserta mandiri pangan. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder dan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program computer Microsoft Excel 2007 dan SPSS for Windows. Proses pengolahan meliputi editing, coding, entry dan analisis data. Lokasi penelitian adalah Desa Bulagor (desa peserta mandiri pangan) yakni salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pagelaran, Pandeglang dengan luas lahan pertanian sekitar 360 Ha. Sebesar 60% keluarga di desa ini bekerja di bidang pertanian. ...
Collections
- UT - Nutrition Science [2918]