Perbaikan Model Proses Bisnis Menggunakan Business Process Improvement Pada Sistem Manajemen Budidaya Buah
Abstract
Penerapan teknologi pada bidang pertanian berhasil memberikan kemudahan proses budidaya. Penelitian mengenai implementasi teknologi pertanian telah banyak dilakukan. Salah satu penelitian menghasilkan sistem manajemen budidaya buah berupa SOP dan pencatatan harian budidaya buah Agrowing. Dalam implementasinya masih ditemukan ketidaksesuaian antara proses bisnis di lapangan dengan sistem yang disebabkan oleh kurangnya integrasi. Memahami proses bisnis organisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan perancangan sistem. Pada tahap requirement engineering analis sistem menyelidiki proses bisnis dan mendokumentasikan apa yang dibutuhkan oleh sistem ke dalam model proses bisnis. Model proses bisnis berfungsi mendukung komunikasi antara pelaku bisnis dengan pengembang sistem.
Meningkatnya kompleksitas dalam aktivitas pertanian dan interaksi antara stakeholders menciptakaan kebutuhan baru yang menyebabkan perlunya desain ulang dan perbaikan model proses bisnis. Salah satu metode yang digunakan untuk memperbaiki proses bisnis adalah Business Process Improvement (BPI). BPI melakukan perbaikan dengan menganalisis proses bisnis as-is (saat ini) dan meningkatkannya menjadi proses bisnis to-be. BPI terdiri dari beberapa tahapan yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan peningkatan, yaitu proses bisnis yang efektif, efisien, dan adaptif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan integrasi proses bisnis pada sistem manajemen budidaya buah dengan melakukan analisis peningkatan proses bisnis dan memodelkannya ke dalam notasi grafis. Analisis peningkatan proses bisnis dilakukan dengan menggunakan metode BPI dan proses bisnis dimodelkan dengan menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN). Tahapan penelitian ini terdiri dari identifikasi proses bisnis, analisis proses bisnis as-is, analisis proses bisnis to-be, dan pengujian. Identifikasi proses bisnis dilakukan dengan mengumpulkan informasi seluruh proses bisnis budidaya melalui wawancara bersama pihak Agrowing dan penelusuran informasi penelitian sebelumnya. Analisis proses bisnis as-is terdiri dari 4 tahapan, yaitu mengembangkan inventaris proses bisnis dengan mengukur tingkat kepentingan proses bisnis menggunakan parameter tingkat kepentingan, membangun fondasi dengan menyusun deskripsi proses bisnis ke dalam scope document, memetakan proses bisnis saat ini (as is) menggunakan notasi BPMN dan tool Bizagi Modeler, dan mengestimasi waktu proses setiap aktivitas dalam proses bisnis. Analisis proses bisnis to-be terdiri dari 4 tahapan, yaitu menerapkan teknik peningkatan pada setiap sub proses bisnis, menyusun kontrol internal dengan menganalisis kemungkinan risiko dari peningkatan proses bisnis, menyusun tools pendukung peningkatan, dan memetakan proses bisnis yang telah ditingkatkan (to-be) menggunakan notasi BPMN dan tool Bizagi Modeler. Tahapan akhir adalah menguji model proses bisnis dengan melakukan simulasi waktu dan perhitungan metrik kualitas. Pengujian simulasi waktu dilakukan dengan membandingkan waktu proses bisnis as-is dan to-be menggunakan tool Bizagi Modeler. Hasil pengujian menunjukkan penurunan waktu batas bawah (low end) dan batas atas (high end) model proses bisnis to-be dibandingkan dengan proses bisnis as-is. Pengujian perhitungan metrik kualitas dilakukan dengan menggunakan Complexity Metric (CFC), Coupling Metric (CP), dan Line of Code Metric (LOC). Hasil perhitungan metrik model proses bisnis to-be memliki kompleksitas dan interkoneksi lebih tinggi dibandingkan proses bisnis as-is. Namun, nilai perhitungan metrik masuk ke dalam kategori baik karena memiliki rentang nilai CFC ≤10 (kategori simple), interkoneksi rendah karena memiliki nilai CP mendekati 0, dan memiliki jumlah aktivitas di bawah ambang batas karena nilai NOA ≤ 20 dan NOAJS ≤ 25.
Berdasarkan hasil pengujian simulasi waktu peningkatan proses bisnis berhasil mengurangi waktu proses, sedangkan hasil pengujian metrik kualitas menunjukkan model proses bisnis yang telah ditingkatkan masuk ke dalam kategori baik sehingga model proses bisnis mudah dipahami dan dimodifikasi. Selanjutnya model proses bisnis yang ditingkatkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam tahapan desain pengembangan sistem manajemen budidaya buah Agrowing.