Pengaruh brutawali (Tinospora crispa miers) terhadap metabolisme glukosa pada kelinci
View/ Open
Date
1993Author
Rasan, , Mastarie S
Sastradipradja, Djokowoerjo
Kiranadi, Bambang
Wanananda, Gloria
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini ialah mempelajari pengaruh pemberian Ekstrak Batang Bratawali terhadap metabolisme/kinetika glukosa pada kelinci yang menderita Diabetes Mellitus. Hewan percobaan yang dipakai adalah kelinci putih jantan strain California berumur 3 - 5 bulan, diperoleh dari BPT dan HMT Direktorat Jendral Peternakan Departemen Pertanian Cisarua, Bogor. Ektrak Batang Bratawali dibuat menurut petunjuk Farmakope Indonesia (1979), diberikan secara oral dengan dosis 1 g/kgBB/hari, selama 7 hari berturut-turuL Pengukuran parameter metabol isme glukosa (konstanta laju pulangan glukosa, fluks glukosa, pool glukosa, ruang distribusi glukosa, derajat oksidasi glukosa), dilakukan dengan memberikan suntikan. tunggal (intracardial) isotop GLUKOSA-u- 14c, sebanyak 10 uCi per ekor kelinci. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa Bratawali maupun Euglucon dapat memperbaiki metabolisme glukosa kelinci, dimana ditemukan peningkatan yang sangat bermakna (p<0.01) dari derajat oksidasi glukosa pada kelinc1 yang menderita Diabetes Mellitus, walaupun tidak mencapai derajat oksidasi yang terjadi pada kelinci sehat. Jumlah glukosa yang ada dalam tubuh menurun sangat bermakna (p<0.01) dan nilainya menyamai nilai pada kelinci yang sehat, walaupun kemampuan sel-sel tubuh dalam memanfaatkan glukosa mening kat secara tidak bermakna (p>0.05). Terjadinya kenaikan derajat oksidasi glukosa yang sangat bermakna, tet api tidak disertai dengan perbaikan ruang distribusi glukosa. Keadaan ini memberikan petunjuk akan kemungkinan adanya kelainan fungsi maupun kerusakan dari dinding vaskuler baik yang diakibatkan oleh penyakit OM itu sendiri yaitu timbulnya makro dan mikroangiopati diabetikum (MM-OM) karena hiperg)ikemia maupun sebagai akibat efek iritatif dari agen penginduksi diabetes (Alloxan Monohidrat) seperti yang terlihat secara makroskopis (abses dan nekrosis) pada tempat maupun sekitar tempat penyuntikan Alloxan, baik pada Percobaan Pendahuluan maupun pada Penelitian Utama. Penel itian ini menggunakan 9 (sembilan) ekor kel inci yang men de ri ta Di abetes Melitus oleh induks i dengan suntikan intravena 75 mg/kgBB/2 hari Alloxan Monohidrat dan 2 (dua) ekor kelinci Non-OM, berat badan 1800 - 3100 g. ...