Usaha pembentukan hibrida antar species glycine max (L.) Merrill dengan G. tomentella hayata melalui persilangan dan penyelamatan embrio
View/ Open
Date
1993Author
Supena, Ence Darmo Jaya
G. A. Wattimena
Jusuf, Muhammad
Guhardja, Edi
Lukman, Diah R.
Metadata
Show full item recordAbstract
Untuk dapat memanfaatkan sumberdaya genetik kerabat luar
subgenus Glycine dalam perbaikan genetik kedelai diusahakan
peningkatan keberhasilan persilangan dengan memanfaatkan
zat pengatur tumbuh eksogen (in vivo) dan pentelamatan
embrio secara in vitro melalui kultur biji muda
hibrid.
Perlak uan zat pengatur tumb uh (ZPT) auksin (NAA 25
mg/1 + IAA 5 mg/1) dan asam giberelin (GA-3 50 dan 100
mg/1) secara terpisah dan kombinasinya d icobakan pada
p ersilangan antara Glycine max var. Orba (betina) dengan
G. tomentella PI 441003 (jantan). Perlakuan ZPT nyata
dapat meningkatkan k eberhasilan persilangan, yaitu dapat
meningkatkan pembentukan polong, menunda gugurnya polong,
dan meningkatkan ukuran polong maupun biji. Namun pertumbuhan
biji belurn sernpurna sehingga tetap diperlukan penyelamatan
embrio secara in vitro. Perlakuan H3 (NAA 25 mg/1
+ IAA 5 mg/1) adalah perlakuan terbaik, karena selain
ata dapat meningkatkan frekuensi polong hibrid terbentuk mulai umur 8 hari setelah penyerbukan (hsp) (49.0%), menunda gugurnya polong terlama (54.l hsp), meningkatkan
u uran polong (panjang 32.0 mm dan lebar 7.3 mm), panjang biji (2,6 mm) dan jumlah biji per polong (2.0), juga dapat meningkatkan bobot biji {0.917 g). ...