Pengaruh Perlakuan Uap Air Panas (Steam Treatment) pada Pulp Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) dan Akasia (Acacia mangium Willd) Terhadap Kualitas Papan Serat Berkerapatan Sedang (MDF).
View/ Open
Date
1992Author
Massijaya, Muh. Yusram
Widarmana, Sadan
Sofyan, Kurnia
Sofyan, Kurnia
Bahar, Nursjamsu
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh
perlakuan uap air panas pada pulp kayu sengon dan akasia
terhadap kualitas papan serat berkerapatan sedang
serta menentukan kondisi optimal perlakuan tersebut.
(MDF)
Lembaran contoh uji penelitian ini dibuat dengan
menggunakan proses basah dengan kerapatan sasaran 0,6
g/cm3 . Pulp dibuat dengan menggunakan metode soda dingin,
dengan kondisi kepekatan NaOH 35 gram per liter,
perbandingan kayu dengan pemasak 1 : 7. Waktu perendaman
adalah 2 jam pada suhu ruangan sekitar 25°c dan tekanan 1
atm. Perlakuan uap air panas dilakukan selama 0
(kontrol), 1, dan 2 jam pada suhu 130 ± 2 °c dengan
tekanan 2 atm. Guna meningkatkan kualitas lembaran
ditambahkan perekat urea formaldehida dan hardener masing
masing sebanyak 2 % dan 0.5 % dari berat kering tanur
serat yang digunakan (Koch, 1985). Kempa dingin dilakukan
selama 5 menit dengan tekanan sebesar 25 kg/cm2 . Setelah
itu dilanjutkan dengan kempa panas pada suhu 1ao 0c selama
15 menit dengan tekanan 10 kg/cm 2 . Panel yang diperoleh
selanjutnya dikondisikan selama 14 hari pada suhu kamar.
Rancangan percobaan yang digunakan dalarn penelitian
ini adalah rancangan percobaan tersarang (Nested
Experimental Design) 2 x 3 dengan 3 kali ulangan.
Rendernen pengolahan kayu sengon hingga rnenjadi pulp
dengan kehalusan 15 ° SR berkisar antara 83,17 % - 87,19
dengan nilai rata - rata 86,19 %, sedangkan untuk kayu
akasia berkisar 78,69 % - 85,75 % dengan nilai rata - rata
83,75 %.
Jika kedua jenis kayu yang digunakan dalarn penelitian
ini dibandingkan dalarn hal kernudahan pengolahan
rnekanis (penggilingan dan pemipihan) pada proses pembuatan
pulpnya, maka dapat dikernukakan bahwa ternyata kayu sengon
lebih sulit diolah dibandingkan kayu akasia rneskipun berat
jenis kayu sengon (0,28) lebih rendah dari pada kayu
akasia ro,59).
Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa semua contoh uji
MDF tidak dapat memenuhi standar FAO (1958), namun jika
dikehendaki rnernilih MDF dengan sifat fisis mekanis terbaik
berturut - turut diperoleh pada MDF yang pulpnya diberi
perlakuan uap air panas selama 2 jam, 1 jam dan O jam
(kontrol).
Collections
- MT - Forestry [1373]