Show simple item record

dc.contributor.advisorWidarmana, Sadan
dc.contributor.advisorSofyan, Kurnia
dc.contributor.advisorSofyan, Kurnia
dc.contributor.advisorBahar, Nursjamsu
dc.contributor.authorMassijaya, Muh. Yusram
dc.date.accessioned2023-07-06T14:40:26Z
dc.date.available2023-07-06T14:40:26Z
dc.date.issued1992
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/121054
dc.description.abstractTujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh perlakuan uap air panas pada pulp kayu sengon dan akasia terhadap kualitas papan serat berkerapatan sedang serta menentukan kondisi optimal perlakuan tersebut. (MDF) Lembaran contoh uji penelitian ini dibuat dengan menggunakan proses basah dengan kerapatan sasaran 0,6 g/cm3 . Pulp dibuat dengan menggunakan metode soda dingin, dengan kondisi kepekatan NaOH 35 gram per liter, perbandingan kayu dengan pemasak 1 : 7. Waktu perendaman adalah 2 jam pada suhu ruangan sekitar 25°c dan tekanan 1 atm. Perlakuan uap air panas dilakukan selama 0 (kontrol), 1, dan 2 jam pada suhu 130 ± 2 °c dengan tekanan 2 atm. Guna meningkatkan kualitas lembaran ditambahkan perekat urea formaldehida dan hardener masing masing sebanyak 2 % dan 0.5 % dari berat kering tanur serat yang digunakan (Koch, 1985). Kempa dingin dilakukan selama 5 menit dengan tekanan sebesar 25 kg/cm2 . Setelah itu dilanjutkan dengan kempa panas pada suhu 1ao 0c selama 15 menit dengan tekanan 10 kg/cm 2 . Panel yang diperoleh selanjutnya dikondisikan selama 14 hari pada suhu kamar. Rancangan percobaan yang digunakan dalarn penelitian ini adalah rancangan percobaan tersarang (Nested Experimental Design) 2 x 3 dengan 3 kali ulangan. Rendernen pengolahan kayu sengon hingga rnenjadi pulp dengan kehalusan 15 ° SR berkisar antara 83,17 % - 87,19 dengan nilai rata - rata 86,19 %, sedangkan untuk kayu akasia berkisar 78,69 % - 85,75 % dengan nilai rata - rata 83,75 %. Jika kedua jenis kayu yang digunakan dalarn penelitian ini dibandingkan dalarn hal kernudahan pengolahan rnekanis (penggilingan dan pemipihan) pada proses pembuatan pulpnya, maka dapat dikernukakan bahwa ternyata kayu sengon lebih sulit diolah dibandingkan kayu akasia rneskipun berat jenis kayu sengon (0,28) lebih rendah dari pada kayu akasia ro,59). Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa semua contoh uji MDF tidak dapat memenuhi standar FAO (1958), namun jika dikehendaki rnernilih MDF dengan sifat fisis mekanis terbaik berturut - turut diperoleh pada MDF yang pulpnya diberi perlakuan uap air panas selama 2 jam, 1 jam dan O jam (kontrol).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcIndustryid
dc.subject.ddcWood industryid
dc.titlePengaruh Perlakuan Uap Air Panas (Steam Treatment) pada Pulp Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) dan Akasia (Acacia mangium Willd) Terhadap Kualitas Papan Serat Berkerapatan Sedang (MDF).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordWood Fiber materialid
dc.subject.keywordSteam treatmentid
dc.subject.keywordParaserianthes falcatariaid
dc.subject.keywordAcacia mangiun;id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record