Penggunaan biomassa onggok, limbah pengalengan nenas dan limbah asam sitrat dalam ransum dan pengaruhnya terhadap penampilan produksi ayam broiler
View/ Open
Date
1997Author
Estiningdriati, Ismari
Sofyan, Lily Amalia
Khalil
Rahardjo, Yono Cahyanto
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh fermentasi Onggok, Limbah Pengalengan Nenas dan Limbah Asam Sitrat terhadap perubahan nutrisi bahan dan pemanfaatannya untuk pakan ayam broiler.
Penelitian dimulai dengan pembuatan biomassa Onggok (BIOMO), biomassa Limbah Pengalengan Nenas (BLPN) dan biomassa Limbah Asam Sitrat (BLAS) , melalui fermentasi media padat dengan menggunakan kapang Aspergillus niger dan lama fermentasi enam hari. Selanjutnya biomassa ini digunakan sebagai komponen pakan ayam broiler sebanyak 15 % dan dibandingkan dengan bahan yang tidak di fermentasi dan ransum komersial. Dalam penelitian ini digunakan 400 ekor ayam broiler strain Shaver Starbro yang terbagi secara acak dalam 40 unit kandang.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak lengkap (RAL) dengan sembilan perlakuan ransum + satu kontrol (ransum komersial). Setiap perlakuan terdiri atas empat ulangan. Parameter yang diukur adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, bobot dan persentase karkas , bobot dan persentase lemak abdominal dan analisis ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pengukusan + mineral dan fermentasi Onggok, Limbah Pengalengan Nenas dan Limbah Asam Sitrat menunjukkan peningkatan kandungan protein (N x 6,25) dan penurunan kandungan serat kasar.
Penggunaan bahan baku Onggok (Pl/Onggok), Limbah Pengalengan Nenas (P4/LPN) dan Limbah Asam Sitrat (P7 /LAS) ; penggunaan Limbah yang dikukus + mineral (P2/OM, P5/LPNM, P8/LASM) serta limbah yang difermentasi (P3/BIOMO, P6/BLPN, P9/BLAS) pada taraf 15 % dalam ransum ayam broiler, memberikan respon yang sama dengan ransum komersial (PO/kontrol) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum, kecuali : Pl (Onggok), konsumsi ransum periode starter sangat nyata (P<0,01) dan PS (LASM) nyata (P<0,05) lebih rendah dari PO/kontrol. Pertambahan bobot badan periode starter dari perlakuan P3 (BIOMO) dan P7 (LAS) sangat nyata (P<0,01) lebih kecil dan P5 (LPNM), P9 (BLAS) nyata (P<0,05) lebih kecil dari PO/kontrol. Sedangkan konversi ransum Pl(Onggok) sangat nyata (P<0,01) lebih kecil dan PS (LASM) nyata (P<0,05) lebih besar dari PO/kontrol. Penggunaan Onggok (Pl/Onggok) dan Limbah Pengalengan Nenas (P4/LPN) dalam ransum, memberikan persentase lemak abdominal yang paling rendah, yaitu 1,85 dan 1,46.
Collections
- MT - Animal Science [1157]