Komparasi Morfologi Lambung Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus) Berdasarkan Pola Pemberian Tambahan Buah Kopi Dalam Pakan
View/ Open
Date
2018Author
Hiroyuki, Andi
Chairun, Nisa
Novelina, Savitri
Metadata
Show full item recordAbstract
Musang dengan genus Paradoxurus diketahui terdiri dari empat spesies
yaitu musang luwak atau Asian palm civet (Paradoxurus hermaphroditus), musang
coklat jerdoni (P. jerdoni), musang emas (P. zeylonensis), dan musang palem
Mentawai (P. lignicolor). Musang luwak (P. hermaphroditus) merupakan hewan
yang dikenal sebagai penghasil biji kopi luwak. Musang luwak termasuk kedalam
kelompok hewan karnivora, namun musang luwak juga mengkonsumsi buahbuahan
yang matang seperti pepaya, pisang, kopi dan sebagainya.
Petani kopi tradisional masih kurang memperhatikan aspek animal
welfare dalam pemanfaatan musang luwak. Musang luwak hanya diberikan pakan
buah kopi selama musim panen. Kondisi ini menyebabkan banyak organisasi yang
mengecam pemanfaatan musang luwak. Kementerian Pertanian mengeluarkan
Permentan No. 37 tahun 2015 mengenai cara produksi kopi luwak yang memenuhi
prinsip animal welfare, untuk menghentikan eksploitasi yang berlebihan terhadap
musang luwak.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan struktur umum lambung
secara makro dan mikro, serta melihat komposisi karbohidrat pada kelenjar
lambung musang luwak yang tidak diberi tambahan pakan buah kopi (TMk) dan
yang diberi tambahan pakan buah kopi 3 kali dalam seminggu (Mk). Penelitian ini
menggunakan enam ekor musang luwak yang dibagi dalam dua kelompok.
Pengamatan dilakukan pada struktur makro lambung dengan mengukur panjang
lambung dan juga kondisi interior lambung. Pengamatan dilanjutkan dengan
melihat struktur mikro dari lambung dan intensitas persebaran karbohidrat asam
dan netral pada kelenjar pencernaan. Pengamatan mikroskopik dilakukan dengan
metode pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE) untuk mengamati struktur umun
lambung, serta pewarnaan alcian blue (AB) pH 2,5, periodic acid Schiff (PAS), dan
pewarnaan histokimia lektin untuk mengamati komponen karbohidrat pada kelenjar
pencernaan lambung.
Hasil pengamatan makroskopik menunjukan lambung kelompok Mk
berukuran relatif lebih besar dibandingkan dengan lambung kelompok TMk.
Lipatan mukosa lebih banyak ditemukan pada lambung kelompok TMk. Lipatan
mukosa memiliki peranan dalam proses dilatasi lambung. Hasil pengamatan secara
mikroskopis kedua kelompok menunjukan jumlah sel parietal dan sel utama yang
relatif sama. Sel parietal memiliki fungsi menghasilkan HCl yang menciptakan
kondisi asam dalam lambung dan juga mengaktifkan pepsinogen yang dihasilkan
oleh sel utama menjadi pepsin. Karbohidrat asam dan netral menunjukan sebaran
dan intensitas yang relatif sama antara kedua kelompok musang. Kondisi ini
menunjukan pemberian tambahan pakan buah kopi tiga kali dalam seminggu tidak
mempengaruhi kondisi kelenjar lambung musang luwak. Pewarnaan lektin
menunjukan hasil sebaran residu gula D-mannose, D-glucose, N-acetyl-Dglucoamine,
dan N-acetyl-D-galactosamine pada kelenjar lambung musang luwak.
Hasil pewarnaan histokimia lektin menunjukan aktivitas kelenjar kardia, fundus,
dan pilorus musang kelompok Mk dan TMk yang relatif sama. Pola ikatan lektin
dapat berubah sesuai dengan aktivitas sel dan proses maturasi sel mukus yang akan
berpindah ke arah permukaan lumen.
Collections
- MT - Animal Science [1148]