Efek Proteksi Protein Alami dengan Lignosulfonat dan Suplementasi Urea terhadap Biosintesis Protein Mikroba Rumen
Abstract
Bypass protein merupakan protein lolos degradasi dari mikroba rumen pada organ pascarumen yang berasal dari bahan pakan dan mikroba yang dapat dimanfaatkan oleh temak (pasokan protein pascarumen). Besamya pasokan protein pascarumen ini tergantung dari jenis bahan sumber protein dan jumlah mikroba yang lolos ke organ pascarumen. Usaha untuk meningkatkan pasokan protein pascarumen tersebut dengan cara memproteksi bahan pakan sumber protein dan suplementasi urea untuk meningkatkan populasi mikroba rumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek proteksi protein alami dengan lignosulfonat dan suplementasi urea terhadap biosintesis protein mikroba rumen. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokimia, Mikrobiologi dan Fisiologi Nutrisi, Laboratorium Nutrisi Temak Perah, dan Laboratorium Nutrisi Temak Daging dan Kerja, Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dimulai pada Juni-Desember 2004, secara in vitro dengan dua tahap percobaan.
Percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui respon mikroba rumen akibat proteksi lignosulfonat pada sumber protein alami yang disuplementasi dengan urea . terhadap fermentabilitasnya dalam rumen. Percobaan dilakukan dengan menggunakan r<:lncangan acak lengkap (RAL} pola faktorial 2 x 2 x 3 x 3. Faktor A adalah bahan protein alami ampas tahu dan kasein, faktor B adalah tingkat penggunaan urea O dan I 0%, faktor C adalah tingkat penggunaan lignosulfonat 0, 5 dan 10%, dan faktor D adalah waktu inkubasi 2, 4 dan 6 jam. Parameter yang diukur adalah kadar amonia dan VF A.
Percobaan kedua dilakukan untuk mengetahui efek proteksi lignosulfonat pada sumber protein alami yang disuplementasi dengan urea terhadap pasokan protein pascarumen. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak rengkap (RAL) pola faktorial 2 x 3 x 2 dengan 3 ulangan. Faktor A adalah tingkat lignosulfonat 10 dan 15%, faktor B adalah tingkat urea 0, 5 dan I 0%, dan faktor C adalah waktu inkubasi 2 dan 4 jam. Parameter yang diukur adalah kadar amonia, VF A dan bobot protein endapan. Data diolah, kemudian dilakukan analisis sidik ragam (ANOVA) dan uji Duncan jika terdapat pengaruh nyata.
Dari basil percobaan 1 didapatkan pada tingkat urea 10% penggunaan lignosulfonat 10% sangat nyata menurunkan produksi amonia pada ampas tahu, dan produksi amonia sangat nyata lebih rendah pada ampas tahu dibandingkan dengan kasein. Hal ini mengindikasikan bahwa lignosulfonat dapat memproteksi protein ampas tahu dan dapat meredam amonia dari urea jika digunakan minimal 10% lignosulfonat dari bobot kering. Selanjutnya pada percobaan 2, pasokan protein pascarumen terbaik dihasilkan oleh kombinasi 10% urea-15% lignosulfonat yang diinkubasi 2 jam pada ransum berbasis ampas tahu. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa efek proteksi lignosulfonat pada ampas tahu dalam ransum yang mengadung urea memberikan hasil yang sangat baik yaitu dapat melindungi protein dari degradasi mikroba rumen dan meningkatkan pasokan protein pascarumen.
Collections
- MT - Animal Science [1147]