Analisis Rantai Pasok Ikan Cupang Betta sp. di Kelompok Pembudidaya Cupang (KPC) Lebak Oca Mandiri Semplak Bogor
Date
2023-05-16Author
Nabilla, Nadya Sheila
Diatin, Iis
Hadiroseyani, Yani
Metadata
Show full item recordAbstract
Rata-rata produksi ikan cupang di KPC Lebak Oca Mandiri akibat adanya
pandemi mencapai 1000 ekor ikan cupang perbulan pada tahun 2019 sampai saat
ini, sedangkan sebelumnya pada tahun 2018 hanya 500 ekor ikan cupang perbulan
yang diproduksi. Pemenuhan permintaan terhadap ikan cupang tidak lepas dari
sistem rantai pasok. Penelitian ini bertujuan menganalisis proses, jejaring, pelaku,
efisiensi dan peluang risiko yang terdapat pada rantai pasok ikan cupang. Data
diperoleh dengan metode studi kasus. Analisis data menggunakan margin
pemasaran, farmer’s share, dan metode failure mode and effect analysis (FMEA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses produksi ikan cupang terdiri dari
pemijahan induk, pemeliharaan larva, pembesaran, dan pemasaran. Aliran
informasi yang mengalir pada rantai pasok yaitu mengalir secara dua arah, aliran
barang yang mengalir dari hulu ke hilir, dan aliran harga yang mengalir dari hulu
ke hilir. Pelaku rantai pasok ikan cupang di KPC Lebak Oca Mandiri terdiri dari
pembudidaya, pedagang kecil 1, pedagang kecil 2, pedagang besar 1, pedagang
besar 2, eksportir, dan konsumen akhir. Rantai pasok ikan cupang yang terjadi dari
pembudidaya menuju ke pedagang kecil 1 merupakan rantai pasok yang paling
efisien. Penyakit pada kegiatan budidaya ikan cupang merupakan peluang risiko
yang memberikan dampak tertinggi. The average production of betta fish at KPC Lebak Oca Mandiri due to the
pandemic has reached 1,000 betta fish per month in 2019 until now, whereas
previously in 2018 only 500 betta fish were produced per month. Meeting the
demand for betta fish cannot be separated from the supply chain system. This study
aims to analyze the processes, networks, actors, efficiency and risks contained in
the betta fish supply chain. Data obtained by case study method. Data analysis uses
marketing margins, farmer's share, and the failure mode and effect analysis (FMEA)
method. The results showed that the betta fish production process consisted of
brood spawning, larval rearing, rearing, and marketing. The flow of information
that flows in the supply chain is flowing in two directions, the flow of goods that
flows from upstream to downstream, and the flow of prices that flows from
upstream to downstream. Betta fish supply chain actors at KPC Lebak Oca Mandiri
consist of cultivators, small traders 1, small traders 2, wholesalers 1, wholesalers 2,
traders and end consumers. The supply chain for betta fish that occurs from
cultivators to small traders 1 is the most efficient supply chain. Disease in betta fish
cultivation is a risk opportunity that has the highest impact at KPC Lebak Oca
Mandiri.
Collections
- UT - Aquaculture [2037]