Rancang bangun model untuk revitalisasi perkebunan kelapa sawit guna memperkuat agroindustri CPO di Provinsi Sumatera Utara
View/ Open
Date
2014Author
Hidayati, Juliza
Sukardi
Suryani, Ani
Sugiharto
Fauzi, Anas M
Metadata
Show full item recordAbstract
Potensi sumber daya industri kelapa sawit di Sumatera Utara mendukung
ide menjadikan Sumatera Utara sebagai barometer industri kelapa sawit nasional.
Sumber daya tersebut antara lain luas areal kebun kelapa sawit yang mencapai
15,2% dari total luas kebun kelapa sawit nasional dengan komposisi luas tanaman
belum menghasilkan mencapai 13,7% dari total luas areal kebun kelapa sawit di
Sumatera Utara, disertai dengan tersedianya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan
jumlah 22,1% dari total PKS Nasional yang menghasilkan kontribusi ekspor
Crude Palm Oil (CPO) 16,33% dari total ekspor CPO nasional. Selanjutnya
tersedianya Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai pusat pengkajian dan
penyedia bibit unggul serta dibangunnya industri terpadu kelapa sawit Sei
Mangke untuk mengolah kelapa sawit menjadi CPO dan turunannya.
Pada tahun 2005 Pemerintah mencanangkan program revitalisasi
perkebunan kelapa sawit yang dalam pelaksanaannya di Sumatera Utara
menghadapi banyak hambatan sehingga revitalisasi perkebunan berjalan tidak
seperti yang diharapkan. Hambatan yang dihadapi diantaranya keterbatasan
ketersediaan lahan potensial untuk kelapa sawit, produktivitas perkebunan yang
masih rendah, dan keengganan perbankan karena menghadapi resiko besar dalam
mendanai revitalisasi perkebunan. Revitalisasi perkebunan merupakan upaya
percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui perluasan, peremajaan dan
rehabilitasi tanaman perkebunan yang didukung kredit investasi perbankan serta
subsidi bunga pemerintah dengan melibatkan perusahaan perkebunan sebagai
mitra pengembangan dan pengolahan serta pemasaran hasil.
Penelitian ini bertujuan menghasilkan model revitalisasi perkebunan
kelapa sawit yang dapat dipergunakan pengambil keputusan untuk mendukung
pengembangan agroindustri kelapa sawit di Sumatera Utara. Model ini dibentuk
dari sub model ketersediaan lahan dan peremajaan tanaman dengan metode
matematika dan simulasi, sub model optimasi kelayakan pembiayaan perbankan
dengan metode fuzzy AHP dan sub model peningkatan produktivitas perkebunan
dan agroindustri CPO dengan metode ANP.
Sub model ketersediaan lahan dan peremajaan tanaman diperlukan untuk
mendukung pengembangan agroindustri kelapa sawit di Sumatera Utara agar
dapat mengantisipasi kebutuhan CPO dengan meningkatkan produktivitas karena
kebutuhan CPO yang terus meningkat, sedangkan ketersediaan lahan potensial
untuk kelapa sawit di Sumatera Utara sudah terbatas. Aplikasi sub model
menghasilkan output luas lahan minimal yang dapat diperluas dan diremajakan
dengan menggunakan benih unggul yang bersertifikat. Dari perkiraan kebutuhan
CPO di tahun prediksi 2020 sebesar 5.890.400 Ton maka produksi CPO yang
dapat dihasilkan dari perkebunan kelapa sawit yang ada di Sumatera Utara sebesar
3.989.159 Ton sedangkan selebihnya hanya dapat dipenuhi dengan melakukan
perluasan lahan yang ditentukan dari beberapa alternatif berdasarkan tahun tanam...dst