Respons Morfo-Fisiologi Jarak Pagar (Jathropha curcas L.) dan Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Air Shaw) Terinokulasi Mikoriza pada Tailing Terekspos Timbal (Pb)
Date
2023Author
Hayatin, Baiq Yunika
Hamim, Hamim
Setyaningsih, Luluk
Metadata
Show full item recordAbstract
Proses penambangan emas menghasilkan limbah tailing. Limbah tailing
mengandung logam berat yang bersifat racun bagi tanaman dan lingkungan.
Logam berat yang dijumpai pada limbah tailing meliputi timbal (Pb), seng (Zn),
kadmium (Cd), besi (Fe), merkuri (Hg), dan sianida (CN) yang cukup tinggi.
Timbal merupakan salah satu logam berat non-esensial, pada konsentrasi tertentu
dapat bersifat toksik bagi organisme, tidak terkecuali tanaman. Pelaksanaan
revegetasi pada lahan tailing dengan cekaman Pb, memerlukan strategi
komprehensif, antara lain dengan memilih tanaman yang mampu bertahan hidup
dan tumbuh baik, bahkan berpotensi sebagai agens remediasi cemaran logam,
serta pemanfaatan mikoriza sebagai mikroorganisme simbiotik untuk
mendukungnya. Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) dan kemiri sunan
(Reutealis trisperma (Blanco) Air Shaw) pernah dilaporkan mampu tumbuh pada
lahan tailing, begitu juga fungi mikoriza arbuskula. Namun demikian,
kemampuan jarak pagar dan kemiri sunan dalam asosiasinya dengan mikoriza
untuk tumbuh dan remediasi Pb pada media tailing, belum banyak diungkap.
Dalam penelitian ini dilakukan investigasi respons morfologi, fisiologi dan
anatomi jarak dan kemiri sunan yang terinokulasi mikoriza pada media limbah
tailing tambang emas yang terekspos Pb.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) Faktorial dengan tiga faktor. Faktor pertama yaitu jenis tumbuhan yang
digunakan, yaitu; jarak pagar dan kemiri sunan. Faktor kedua yaitu pemberian
inokulum mikoriza; mycofer dan Glomus manihotis. Faktor ketiga yaitu perlakuan
media tanam berupa tanah (T0), tailing (T1) dan tailing Pb (T2). Perlakuan
dengan mikoriza yaitu kontrol atau (M0) tanpa mikoriza, (M1) menggunakan
mycofer atau produk komersial yang mengandung empat jenis mikoriza campuran,
dan dengan inokulasi mikoriza tunggal G. manihotis (M2). Pengamatan morfologi
dilakukan selama 12 minggu, pengamatan fisiologi dan ultrastruktur
menggunakan TEM dilakukan saat tanaman berusia 11 minggu. Pengamatan
kadar Pb di media, tajuk dan akar tanaman dilakukan saat tanaman dipanen atau
umur 12 minggu setelah perlakuan (MSP). Data hasil pengamatan diolah
menggunakan SPSS versi 2.5 dan analisis keragamannya serta uji perbedaan antar
perlakuan menggunakan uji Duncan (α = 5%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikoriza tidak
menyebabkan perbedaan signifikan terhadap pertambahan tinggi tanaman, jumlah
daun, panjang akar dan berat kering semai jarak pagar dan kemiri sunan, namun
perubahan morfologi tersebut secara signifikan terjadi disebabkan oleh perlakuan
tailing tambang emas (T1) dan tailing+Pb (T2). Kombinasi perlakuan tailing
dengan mikoriza umumnya cenderung meningkatkan semua parameter morfologi
tanaman jarak pagar dan kemiri sunan. Pada parameter berat kering tajuk,
perlakuan mikoriza baik M1 maupun M2 secara signifikan meningkatkan berat
kering tajuk tanaman jarak pagar pada perlakuan tailing maupun tailing+Pb.
Aplikasi mikoriza juga membantu mempertahankan respons fisiologis pada
tanaman. Hal ini dapat dilihat dari kandungan klorofil a dan klorofil total pada
jarak pagar dan kemiri sunan. Hasil analisis untuk kadar malonedialdehyde
(MDA) menunjukkan bahwa kedua tanaman mengalami stress akibat cekaman
tailing (T1) dan tailing Pb (T2), yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai MDA.
Inokulasi mikoriza tidak terlalu besar perannya dalam menurunkan nilai MDA
akibat cekaman tailing dan tailing+Pb, namun pada kemiri sunan, perlakuan
dengan mikoriza M2 sedikit menekan produksi MDA pada perlakuan tailing dan
Tailing+Pb.
Hasil analisi kandungan Pb pada jaringan menunjukkan bahwa kedua
tanaman mampu mengakumulasi logam Pb. Tanaman jarak pagar mampu
mengakumulasi Pb paling banyak di tajuk, sedangkan untuk kemiri sunan
mengakumulasi logam berat paling banyak di akar. Berdasarkan nilai
Bioconcentration Factor (BF) dan Transfer Factor (TF), jarak pagar
menunjukkan kemampuan tanaman sebagai fitoekstraktor, sedangkan kemiri
sunan berpotensi sebagai tanaman fitostabilitator. Anatomi akar pada jarak pagar
dan kemiri sunan menunjukkan adanya simbiosis antara mikoriza dengan akar, hal
ini juga terbukti dari hasil frekuensi kolonisasi mikoriza yang menunjukkan hasil
lebih dari 75% pada inokulasi mikoriza, termasuk pada perlakuan tailing dan
tailing+Pb.