Prevalensi Penyakit Dan Gangguan Kesehatan Karang Di Terumbu Karang Tiga Pulau Di Selat Makassar
Date
2023-01-19Author
Anshari, Muhammad Al
Atmowidi, Tri
Priawandiputra, Windra
Metadata
Show full item recordAbstract
Selat Makassar memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat beragam dan tersebar dari Utara hingga Selatan antara pulau Kalimantan dan Sulawesi. Gugus terumbu karang merupakan ekosistem unik yang menopang kehidupan ribuan makhluk hidup sebagai tempat mencari makan dan tempat berlindung. Ekosistem terumbu karang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan laut seperti tingkat kejernihan air, arus, salinitas dan suhu. Walaupun terlihat sangat kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh dan mudah hancur. Salah satu penyebab kematian karang disebabkan oleh penyakit. Penyakit karang adalah salah satu ancaman utama yang telah mengurangi tingkat tutupan karang karena perubahan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persentase tutupan karang, gangguan kesehatan karang dan prevalensi penyakit karang di tiga pulau berbeda di selat makassar (pulau Barrang Caddi, Pannikiang, dan Gusung Toraja). Pengambilan data lapangan dilakukan dengan SCUBA Diving di kedalaman 5m pada masing-masing stasiun pengamatan. Metode yang digunakan adalah Underwater Photo Transect (UPT) dan dianalisis menggunakan software Coral Point Count with Excel Extensions (CPCe). Data persentase tutupan karang di setiap stasiun dikumpulkan dari transek kuadrat berukuran 58cm x 44cm. Belt transect digunakan untuk menghitung jenis dan famili karang yang terjangkit penyakit dengan modifikasi plot 2m x 60m. Sebanyak 720 kuadran dari 12 stasiun penelitian telah disurvei untuk mendapatkan persentase tutupan karang. Karang yang terjangkit akan dilakukan pencatatan dalam sabak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di daerah penelitian berada dalam kondisi sedang dan rendah. Persentase tutupan karang hidup di lokasi BC dengan persentase sebesar 49.75% yang termasuk dalam kategori sedang, lokasi PN dan GT sebesar 18.94% dan 3.9% dengan kategori rendah. Terdapat perbedaan komposisi substrat karang antara lokasi GT dengan BC berdasarkan hasil nMDS. Perbedaan signifikan (p = 0.029) dari hasil Anosim ditunjukkan dengan adanya perbedaan komposisi substrat karang yang dikelompokkan berdasarkan lokasi GT dan BC. Sementara lokasi yang tidak memiliki perbedaan signifikan yaitu PN dan BC (p = 0.318) serta PN dan GT (p = 0.172). Prevalensi gangguan kesehatan karang di BC paling tinggi disebabkan oleh Predation dengan persentase 3.1% (±0.81) dan Pigmentation Response sebesar 2.6%, (±0.68) dan terkecil disebabkan oleh Sediment Damage 0.04% (±0.04). Sementara prevalensi penyakit karang berkisar antara 0% hingga 1,68% yang didominasi oleh Ulcerative White Spot dan White Band Diseases. Kata kunci: Penyakit karang, terumbu karang, dan kesehatan karang. The Makassar Strait is central to a highly diverse coral reef ecosystem, extensive north-south between the islands of Kalimantan and Sulawesi. Coral reefs are unique ecosystems that support the livelihoods of thousands of organisms as food and shelter. Coral reef ecosystems are strongly influenced by marine environmental factors such as water clarity, ocean currents, salinity and temperature. Although corals look very strong, they are actually very fragile and easily crushed. One of the causes of coral death due to disease. Coral disease is one of the major threats to reduced coral cover due to environmental change. This study aims to analyze coral cover, coral health issues and prevalence of coral diseases on his three different islands (Barangkadi, Panikian and Gusuntraja) in the Makassar Strait. Field data collection was carried out by SCUBA Diving at a depth of 5m at each observation station. The method used is Underwater Photo Transect (UPT) and analyzed using Coral Point Count with Excel Extensions (CPCe) software. Data on the percentage of coral cover at each station were collected from a 58cm x 44cm squared transect. The belt transect was used to calculate the types and families of corals affected by the disease with a modified plot of 2m x 60m. A total of 720 quadrants from 12 research stations were surveyed to determine percent coral cover. Affected corals are typed into the slate. The results showed that the reef condition in the study area was moderate to low. The percentage of live coral coverage of the BC site was 49.75% and was included in the medium category, while the PN and GT sites were included in the low category with 18.94% and 3.9%, respectively. Based on nMDS results, there are differences in coral substrate composition between GT and BC sites. A significant difference (p=0.029) from the Anosim results was indicated by the difference in coral substrate composition grouped by GT and BC sites. Sites that did not show significant differences were PN and BC (p=0.318) and PN and GT (p=0.172). Prevalensi gangguan kesehatan karang di BC paling tinggi disebabkan oleh Predation dengan persentase 3.1% (±0.81) dan Pigmentation Response sebesar 2.6%, (±0.68) dan terkecil disebabkan oleh Sediment Damage 0.04% (±0.04). Sementara prevalensi penyakit karang berkisar antara 0% hingga 1,68% yang didominasi oleh Ulcerative White Spot dan White Band Diseases. Keywords: Diseases, coral reefs, coral health