Karakterisasi Morfologi dan Metabolit Sekunder Torbangun (Coleus amboinicus Lour) Hasil induksi Poliploid secara In vitro
Abstract
Torbangun (Coleus amboinicus Lour) merupakan tanaman lokal sebagai
pelancar Air Susu Ibu (ASI). Keragaman genetik torbangun dapat ditingkatkan
dengan pemuliaan tanaman. Salah satu tujuan pemuliaan tanaman adalah untuk
mendapatkan tanaman yang berkualitas baik, seperti rasa, warna, ukuran, biomassa,
kandungan bioaktif dan lain-lain. Teknik pemuliaan konvensional seperti
hibridisasi memerlukan waktu yang cukup lama untuk memperoleh keragaman
genetik sehingga salah satu teknik untuk mempersingkat waktu dilakukan induksi
poliploidi. Peningkatan mutu genetik tanaman torbangun dengan mutasi induksi
poliploidi diharapkan dapat meningkatkan kandungan klorofil, karotenoid,
flavonoid, aktivitas antioksidan dan senyawa bioaktif metabolit sekunder.
Penelitian karakterisasi morfologi dan metabolit sekunder torbangun hasil induksi
poliploidisasi menggunakan orizalin poliploidi diharapkan dapat meningkatkan
kandungan klorofil, karotenoid, flavonoid, aktivitas antioksidan dan senyawa
bioaktif metabolit sekunder.
Percobaan 1 bertujuan untuk mendapatkan informasi pertumbuhan tunas in
vitro dan karakterisasi fisiologi Torbangun diploid dan Torbangun poliploid hasil
induksi oryzalin. Hasil menunjukkan bahwa klon 513 W memiliki jumlah rataan
tunas aksilar tertinggi sejumlah 2,06 tetapi tidak berbeda nyata dengan tanaman
kontrol dan klon lainnya. Perbedaan klon berpengaruh nyata terhadap tinggi tunas
aksilar secara in vitro, Klon 332 Z memiliki tinggi tunas rataan tertinggi setinggi
4,75 cm, berbeda nyata dengan tanaman kontrol dan klon 513 W. Perbedaan klon
juga berpengaruh nyata terhadap jumlah daun secara in vitro, Klon 513 W memiliki
jumlah daun rataan terbanyak sejumlah 16,63, berbeda nyata dengan tanaman
control, 513 K, 333 M, 333 F dan 332 O. Nilai tertinggi total klorofil terdapat pada
klon 333M sebesar 0,142 µmol/g berat daun. Klon 333 F Tetraploid menunjukkan
kandungan karotenoid tertinggi sebesar 0,0343 µmol/g bobot daun. Klon unggul
Torbangun yang dapat dipilih untuk perbanyakan secara in vitro adalah klon 513 W
dengan jumlah tunas aksilar dan jumlah daun yang paling tinggi disertai kandungan
klorofil dan karotenoid tinggi.
Percobaan 2 bertujuan untuk mendapatkan informasi pertumbuhan dan
karakterisasi morfologi dan fisiologi planlet ex vitro Torbangun diploid dan
Torbangun poliploid hasil induksi oryzalin. Pada dua belas minggu setelah tanam
(MST) hasil menunjukkan bahwa klon yang mempunyai tunas aksilar tertinggi
adalah klon 513 K sejumlah 8,62 yang merupakan tanaman triploid. Klon 332 O
menunjukkan nilai rata-rata tertinggi yaitu 49,12 cm yang nyata berbeda
dibandingkan klon lainnya. Klon berpengaruh nyata terhadap jumlah dau, Klon
513 W menghasilkan jumlah daun terbanyak (88,50) dibandingkan kontrol dan klon
polyploid lainnya. Nilai tertinggi total klorofil terdapat pada klon 333 F sebesar
0,171 µmol/g bobot daun, sedangkan klon 513W Tetraploid menunjukkan
kandungan karotenoid tertinggi sebesar 0,0377 µmol/g bobot daun. Tanaman
Torbangun klon diploid maupun klon polyploid merupakan tipe tanaman tegak,
polyploid memiliki kesamaan bentuk batang persegi, percabangan melengkung ke
Collections
- MT - Agriculture [3677]