Optimasi Pupuk Organik Padat Feses Sapi Perah dan Ayam Petelur pada Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir)
View/ Open
Date
2022Author
Anggraeni, Dita Arum
Salundik
Dewi MHK, Panca
Metadata
Show full item recordAbstract
Sapi perah dan ayam petelur merupakan komoditas ternak yang
menghasilkan feses dengan persentase jumlah kotoran segar terbesar
dibandingkan dengan komoditas ternak lainnya. Limbah ternak apabila tidak
dikelola dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran baru bagi lingkungan,
seperti pencemaran air, tanah, dan udara akibat emisi gas rumah kaca dari CH4
(metana) dan N2O (dinitrogen oksida). Feses sapi perah dan ayam petelur
merupakan bahan organik yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik padat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar hara makro yang dihasilkan dari
pupuk organik padat berbahan dasar feses sapi perah dan ayam petelur, serta
menguji efektivitas pupuk pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.)
yang ditanam pada tanah latosol.
Dekomposisi feses menjadi pupuk organik padat dilakukan menggunakan
mikroorganisme lokal (MOL) yang terbuat dari isi rumen sapi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas pupuk organik padat berbahan baku feses
sapi perah dan ayam petelur yang diaplikasikan pada tanaman kangkung darat
yang ditanam di media tanah latosol. Pembuatan pupuk organik padat dan
pemeliharaan kangkung dilakukan di laboratorium agrostologi fakultas peternakan
IPB University. Percobaan pada pengamatan kinetika pH dan temperatur
pengomposan sejak hari pertama hingga ke-30 dilakukan menggunakan metode
repeated measures ANOVA (RMA). Kombinasi 55% feses sapi perah dan 45%
feses ayam petelur (S55A45) pada pupuk organik padat mampu memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap kinetika pH dan temperatur selama proses
pegomposan.
Percobaan efektivitas pupuk pada tanaman kangkung darat dilakukan
menggunakan metode rancangan acak kelompok pola faktorial. Faktor pertama
yaitu komposisi pupuk 100% feses sapi perah (S100), 85% feses sapi perah dan
15% feses ayam petelur (S85A15), 70% feses sapi perah dan feses ayam petelur
(S70A30), 55% feses sapi perah dan 45% feses ayam petelur (S55A45) dengan dosis
5 ton ha-1
dan 10 ton ha-1
. Faktor kedua yaitu nilai ulangan pada setiap perlakuan.
Penggunaan 100% feses sapi perah dengan dosis 10 ton ha-1
berpengaruh
signifikan terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, dan biomassa
segar tanaman kangkung darat berdasarkan uji lanjut Duncan dengan taraf 5%.
Collections
- MT - Animal Science [1148]