Variasi Genetik dan Potensi Zoonotik Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Habitat Urban di Kota Padang
Date
2022-12-13Author
Sari, Ruhama Maya
Perwitasari, Dyah
Saepuloh, Uus
Metadata
Show full item recordAbstract
Populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di urban habitat turut mengalami dampak aktifitas antropogenik. Fragmentasi habitat alami dapat mempengaruhi variasi genetik populasi yang saling terisolasi. Interaksi antara monyet dengan manusia yang terjadi pada kawasan urban juga dapat memicu penularan penyakit zoonosis. Studi variasi genetika selain berguna dalam penentuan aksi konservasi juga berkaitan dengan potensi penularan patogen penyakit. Keberagaman genetik populasi mendukung kemampuan adaptasi dan ketahanan terhadap patogen penyakit. Kota Padang merupakan salah satu kawasan urban yang juga menjadi habitat dari populasi monyet ekor panjang. Sejauh ini data genetik populasi M. fascicularis di kota Padang masih sangat sedikit. Keberadaan monyer ekor panjang di kawasan perkotaan tersebut juga dijadikan sebagai objek wisata dan memungkinkan adanya kontak antara manusia dengan monyet. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi genetik dan skrining penyakit zoonosis pada populasi M. fascicularis di Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa feses yang dikoleksi dengan teknik non-invasif. Pengoleksian sampel dilakukan di tiga lokasi yaitu Gunung Padang (GPD), Gunung Meru (GMR), dan Gunung Pangilun (GPG) dengan total sebanyak 70 sampel feses. Analisis variasi genetik menggunakan runutan DNA mitokondria fragmen D-loop sepanjang 1092 pasang basa. Skrining zoonosis dilakukan dengan pengecekan menggunakan teknik PCR terhadap tujuh patogen yang terdiri dari: Plasmodium, herpesvirus, simian T-cell leukemia virus (STLV), coronavirus, paramyxovirus, canine distemper virus (CVD), dan rhabdovirus. Hasil analisis nukleotida dari 46 runutan mtDNA D-loop M. fascicularis di kota Padang berhasil mengidentifikasi bahwa hanya terdapat dua haplotipe. Seluruh sampel dari GPD dan GMR memiliki kesamanaan haplotipe (H1) sedangkan seluruh sampel GPG memilik kesamaan haplotipe tersendiri (H2). Tidak teradapat variasi pada populasi yang sama (intrapopulasi). Perbedaan haplotipe ditemukan pada 10 posisi nukleotida yang mengalami mutasi subtitusi transisi. Hasil tersebut menunjukan bahwa rendahnya variasi genetik baik dalam populasi yang sama maupun antar populasi M. fascicularis di Kota Padang. Skrining patogen zoonosis mendeteksi satu sampel dari GPD yang terinfeksi herpesvirus, Macaca fascicularis lymphocryptovirus, yang merupakan spesies dari kelompok Gammaherpesvirinae dan tidak memiliki potensi zoonosis. Hasil ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemangku kepentingan dalam perencanaan kebijakan konservasi genetik dan pencegahan potensi zoonosis.