Karakteristik Struktur Vertikal Udara Berdasarkan Observasi Radiosonde di Indonesia
Date
2022Author
Fibriantika, Eka
Hidayat, Rahmat
Dasanto, Bambang Dwi
Swarinoto, Yunus Subagyo
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengamatan radiosonde merupakan salah satu pengamatan udara atas yang
dilakukan di Indonesia. Data radiosonde merupakan salah satu data yang dapat
digunakan untuk melakukan analisis udara atas. Tekanan udara, suhu udara, suhu
titik embun, arah dan kecepatan angin, serta kelembapan atmosfer merupakan data
yang dihasilkan dari observasi radiosonde. Namun pemanfaatan data radiosonde di
Indonesia belum optimal, sehingga pemahaman terkait karakteristik udara atas di
Indonesia masih belum optimal terutama terkait pola musiman. Suhu udara
merupakan hasil observasi radiosonde yang penting karena suhu udara berkaitan
erat dengan pertukaran energi di atmosfer. Memahami tren struktur vertikal suhu
udara atas merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengkaji
perubahan iklim. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitian ini adalah:
(1) menganalisis karakteristik struktur vertikal udara Indonesia dengan
menganalisis suhu udara, suhu titik embun, kelembapan relatif, arah angin, dan
kecepatan angin pada 11 lapisan standar; dan (2) menganalisis tren struktur vertikal
suhu udara pada 6 lapisan standar.
Penelitian ini menggunakan data radiosonde dari 22 stasiun meteorologi
pengamatan radiosonde Indonesia. Data dilakukan kendali mutu dan uji
homogenitas sebelum dilakukan analisis karakteristik struktur vertikal udara yaitu
dengan cara mencari nilai rata-rata masing-masing unsur data radiosonde per 3
bulan yaitu Desember-Januari-Februari, Maret-April-Mei, Juni-Juli-Agustus,
September-Oktober-November. Analisis struktur vertikal tren suhu udara dilakukan
dengan menggunakan Metode Mann-Kendal.
Hasil analisis karakteristik struktur vertikal udara menunjukkan suhu titik
embun lebih terlihat perbedaannya secara musiman dibandingkan suhu udara
musiman. Semakin tinggi nilai suhu titik embun pada suatu lapisan maka selisih
nilai suhu udara dengan suhu titik embun pada lapisan tersebut akan semakin kecil.
Hal ini mengakibatkan nilai kelembapan relatif besar. Semakin rendah suhu titik
embun maka selisih suhu udara dengan suhu titik embun akan semakin besar.
Kondisi ini menghasilkan nilai kelembapan relatif kecil. Arah angin dominan pada
lapisan 925 dan 700 mb didominasi oleh angin zonal (barat-timur). Pada lapisan
500 dan 300 mb, arah angin dominan dari timur yang merupakan angin pasat timur.
Semakin tinggi lapisan maka kecepatan angin akan semakin kencang. Tren struktur
vertikal suhu udara pada Stasiun Meteorologi Kualanamu Deli Serdang,
Minangkabau Padang, Depati Amir Pangkalpinang, Soekarno Hatta Tangerang,
Juanda Sidoarjo, Sam Ratulangi Manado, Sis Al Jufri Palu, Sultan Hasanuddin
Maros, El Tari Kupang, Frans Kaisiepo Biak dengan panjang data 13 tahun dari
tahun 2007 hingga 2019 menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah kajian terjadi
tren pemanasan suhu udara atas pada lapisan troposfer (1000–250 mb). Pada lapisan
100 mb sebagian besar wilayah kajian dengan panjang data l3 tahun menunjukkan
adanya tren pendinginan suhu udara. Pada wilayah dengan panjang data kurang dari